Pelanggan PDAM di Karanganom Klaten Keluhkan Pasokan Air Macet

Pelanggan PDAM di Karanganom Klaten Keluhkan Pasokan Air Macet

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 23 Apr 2022 19:34 WIB
ilustrasi air keran
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Klaten -

Pelanggan PDAM Tirta Merapi di Kabupaten Klaten pusing tujuh keliling sejak beberapa pekan terakhir. Pasalnya, pasokan air dari perusahaan pelat merah itu macet.

"Sudah sejak awal puasa lalu matinya. Warga mengeluh sekali, kapan itu sempat demo tapi tetap juga air belum mengalir," kata Joko Siswanto (55), warga Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Klaten, kepada detikJateng di rumahnya, Sabtu (23/4/2022).

Dikatakan Joko, untuk memenuhi kebutuhan air bersih sementara, warga mendapatkan pasokan dari PDAM dengan truk tangki. Air disimpan di bak tandon yang dibagikan per RT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini diberi tandon dari PDAM. Per RT ada yang dua, tiga atau tujuh tandon dan air dikirim tangki milik PDAM saat malam hari," jelas Joko.

Pasokan air darurat, ucap Joko, sebenarnya cukup. Hanya saja warga harus antre atau gantian mengambil air ke luar rumah setiap hari.

ADVERTISEMENT

"Airnya cukup tapi kita harus antre tiap hari. Untuk sementara cukup, tidak perlu beli, di sini malam di-drop dan yang lainnya siang hari gantian," imbuh Joko.

Warga Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Klaten, antre air di bak yang disediakan PDAM, Sabtu (23/4/2022).Warga Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Klaten, antre air di bak yang disediakan PDAM, Sabtu (23/4/2022). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Warga lain, Adi (30) mengatakan sudah dua pekan warga kerepotan. Sebab warga harus antre di luar rumah untuk mendapatkan air bersih.

"Ya repot harus keluar rumah. Apalagi datangnya air itu malam-malam terus, untuk buang air saja repot," sebut Adi kepada detikJateng di lokasi antre.

Tidak hanya Desa Jurangjero, imbuh Adi, desa lain sekitar desanya juga mengalami nasib sama. Terutama desa di selatan desanya.

"Ini ke selatan sama saja kondisinya, air sulit. Desa Karangan, Beku sampai ke selatan dan ke timur, padahal puasa dan jelang lebaran," imbuh Adi.

Warga Desa Karangan, Kecamatan Karanganom Sugeng Wijaya (74) mengatakan di desanya baru sekitar 10 hari macetnya. Kadang mengalir tapi kecil sekali.

"Jam tertentu mengalir tapi sangat kecil. Warga susah semua, kemarin dibantu air dari tangki tapi semenit saja habis," katanya.

Tidak hanya rumah, sebut Sugeng, aktivitas ibadah Ramadan ikut repot. Untungnya bak tandon masjid cukup besar sehingga bisa bertahan beberapa hari.

"Masjid tandonnya besar jadi bisa lama bertahan, tapi warga yang repot. Sebelumnya tidak ada pemberitahuan ke warga kemacetan itu," ungkap Sugeng kepada detikJateng di rumahnya.

Penjelasan PDAM

Diwawancarai terpisah, Direktur Teknik PDAM Tirta Merapi Klaten, Sigit Setyawan Bimantoro menjelaskan dari pendataan ada 2.000 pelanggan terganggu. Gangguan itu tersebar di lima desa.

"Yang terdampak ada sekitar 2.000 pelanggan. Tersebar di Desa Jurangjero, Karangan, Beku, Kunden, Brangkal dan Blanceran," terang Sigit kepada detikJateng.

Aliran terganggu, jelas Sigit, karena ada pipa yang rusak di Dusun Pekilen, Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo. Pipa putus akibat dihantam ekskavator saat bersih sungai.

"Tanggal 2 April ada pipa rusak di Dusun Pekilen, Desa Kapungan. Pipa rusak karena terhantam alat berat saat pembersihan sungai tapi tidak segera dilaporkan sehingga air hilang semua, pipa kosong," papar Sigit.

Pembenahan, imbuh Sigit, sudah selesai dilakukan tetapi karena pipa jaringan panjang dan sempat kosong, diperlukan waktu mengisi dan membuang udara. Air yang diisi juga cepat habis sebab saat ini kebutuhan masyarakat meningkat.

"Pipa sudah disambung tapi perlu waktu mengisi jaringan pipa sepanjang sekitar 7 kilometer dan membuang udaranya. Setiap hari kita isi, tapi belum penuh langsung habis digunakan masyarakat sebab Ramadan kebutuhan air naik," imbuh Sigit.




(rih/rih)


Hide Ads