Kisah tujuh orang pesepeda yang tersesat di kawasan hutan Pemalang, Jawa Tengah beredar di media sosial. Mereka sempat dehidrasi dan mencari pertolongan warga hingga mengaku sempat mengalami pengalaman mistis.
Cerita ini juga diunggah di grup Facebook Gowes Pemalang Selawase dengan keterangan sebagai berikut ini:
assalamualaikum para goweser pemalang. alhamdulillah kami sudah dievakuasi masyarakat setempat pukul 20.00. kejadian kemaren sore tanggal 17 april 2022 lokasi di dekat curug bengkawah. kami kehilangan arah karna sudah larut malam banyak cerita mistis yang kami rasakan maszehh. hati hati mas dan mbak kalo lagi trabas adventure jika hilang arah alangkah baiknya kembali demi keselamatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa yang dialami tujuh pesepeda aggota All Mountain Pemalang pada Minggu (17/4). Salah seorang di antaranya, Adi Prayogo (38) menceritakan awalnya rombongan yang terdiri dari dirinya, ayahnya yakni Nur Akhmadi (68), Abdul Hiroshi (37), Agus Malik, Aji Saxena, Yales dan Bakhtiar berencana bersepeda untuk menghabiskan waktu menunggu buka puasa. Saat itu dia mengaku sudah survei terlebih dahulu jalur yang akan mereka lalui.
"Dalam rencananya berangkat dari sini jam 13.00 WIB, ke Curug Bengkawah (Desa Sikasur, Kecamatan Belik) dan kita rencananya berbuka di Randudongkal," kata Adi saat berbincang dengan detikJateng, Rabu (20/4/2022).
Mereka kemudian berangkat menggunakan pikap dan mulai bersepeda di Desa Mendelem, Kecamatan Belik. Perjalanan awal sesuai dengan jalur yang diketahui rombongan, yakni melintas Hutan Romantis. Namun di tengah perjalanan, mereka kehilangan arah.
"Tapi setelah masuk di 50 persen jalur itu, kita blank. Saking asyiknya melihat pemandangan perbukitan dan sungai, kita blank. Tiba-tiba yang kita tahu sudah sampai semak-semak belukar setinggi kepala kita, tidak bisa dilalui sepeda," tuturnya.
Dalam kondisi berpuasa, mereka merasakan kehabisan tenaga dan dehidrasi. Ditambah lagi mereka tidak membawa banyak bekal. Tiga botol kecil air mineral akhirnya dibagi untuk tujuh orang hingga akhirnya hari semakin gelap dan mereka merasa hanya berada di lokasi yang sama.
"Ya panik, sepanik-paniknya. Batre HP rata-rata menipis. Milik saya 40 persen, sebagai penerang jalan," timpal Abdul Hiroshi.
Abdul Hiroshi akhirnya memutuskan naik bukit lagi untuk melihat seberapa jauh permukiman terdekat. Namun nihil.
"Kita berada di punggung bukit, di seberangnya ada bukit lagi, sedangkan di bawah ada sungai. Sudah stuck di situ. Kita coba tenang agar tidak kalut dan panik. Akhirnya ada ide, kita minta bantuan warga, melalui HP. Kebetulan saya ada kontak teman di Curugnya," katanya.
Berjam-jam mereka berupaya mencari jalan keluar. "Setelah menenangkan diri, saya coba hubungi teman. Alhamdulillah, ada sinyal dan nyambung," imbuh Abdul Hiroshi.
Dia mengatakan pertolongan tak langsung datang. Warga yang mereka hubungi masih harus mencari titik keberadaan para pesepeda ini.
Komunikasi melalui ponsel terus mereka lakukan. Hingga akhirnya warga yang mencari mengalihkan arah cahaya ke atas. Dengan cara itu, para pesepeda akhirnya menemukan keberadaan warga.
"Kalau menurut warga, bahwa kita sudah melewati sebuah petilasan, warga menyebutnya Candi Sengkolo," imbuh Abdul Hiroshi.
Selama tersesat di hutan, mereka mengaku mengalami pengalaman mistis. Namun mereka baru berani membahas dan menceritakannya saat sudah berada di rumah.
"Bayangan hitam, sekelebat, seperti jatuh ke semak-semak, yang ternyata jurang. Ya mungkin batas wilayah mereka ya. Selain itu, di HP saya, saat saya memvideokan dari kamera depan, di belakang saya ada penampakan putih, entah itu apa. Di HP masih ada," kata Abdul Hiroshi.
Adi menambahkan dia mendengar suara seperti tawa perempuan. "Kalau suara tertawa, semuanya mendengar. Merinding. Tidak tahu itu apa. Kalau disebut halusinasi karena kita dehidrasi, kok semua mendengar ya bersamaan. Cuma kita diam (saat itu)," kata Adi.
Meski begitu Abdul Hiroshi mengaku tak kapok untuk tetap bersepeda di area perbukitan. "Tidak kapok. Malah kita akhirnya penasaran, kenapa bisa sampai mengalami hal itu. Akan kita coba lagi, lain waktu namun dengan kondisi berangkat lebih pagi, sehingga tidak kemalaman," pungkasnya.
(sip/sip)