Banjir Lahar Hujan Merapi di Klaten, Penambang: Alhamdulillah THR!

Banjir Lahar Hujan Merapi di Klaten, Penambang: Alhamdulillah THR!

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 20 Apr 2022 14:48 WIB
Para penambang pasir tradisional di Sungai Woro yang berhulu di Gunung Merapi, Rabu (20/4/2022).
Penambang pasir tradisional di Sungai Woro yang berhulu di Gunung Merapi, Klaten, Rabu (20/4/2022). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Banjir lahar hujan dari Gunung Merapi di Sungai Woro, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, menenggelamkan dua truk pencari pasir, Selasa (19/4) kemarin. Namun demikian, banjir lahar hujan Merapi selalu dinanti para penambang pasir.

"Alhamdulillah ada rezeki, (banjir) ini seperti tunjangan hari raya (THR). Warga lereng Merapi itu ya begini pekerjaannya (mencari pasir)," kata salah satu penambang pasir tradisional di Sungai Woro, Rubinah (38), saat ditemui detikJateng, Rabu (20/4/2022).

Meski kemarin ada dua truk yang terkubur, Rubinah mengatakan, penambang pasir tidak takut. Bahkan, Rubinah berujar, para penambang rela menunggu banjir lahar hujan itu sampai reda untuk dapat segera mengaveling lokasi pasir.

"Sudah biasa di sini. Kemarin saja habis banjir langsung pada ke sungai, paginya pada nambang pasir," jelas Rubinah.

Menurut Rubinah, warga penambang pasir sudah paham cara menyelamatkan diri ketika terjadi banjir lahar hujan. Mereka juga rutin memantau informasi melalui grup di media sosial.

Para penambang pasir tradisional di Sungai Woro yang berhulu di Gunung Merapi, Rabu (20/4/2022).Para penambang pasir tradisional di Sungai Woro yang berhulu di Gunung Merapi, Rabu (20/4/2022). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

"Warga biasanya dapat informasi dari grup, curah hujan berapa, ada banjir atau tidak di puncak. Kalau banjir ya kita naik (keluar dari sungai)," ungkap Rubinah.

Saat banjir menenggelamkan dua truk kemarin, Rubinah mengaku sudah meninggalkan Sungai Woro sekitar setengah jam sebelumnya.

"Saya pulang dulu cari rumput. Setengah jam sudah dengar banjir dan ada truk tertimbun, sopirnya selamat semua," pungkas Rubinah.

Bagi Sujeno (36), penambang lain di Sungai Woyo, banjir lahar hujan adalah berkah yang melimpah. Terlebih, banjir itu terjadi menjelang lebaran.

"Alhamdulillah, ini THR lebaran dari Merapi. Kita sudah biasa banjir begitu, itu yang ditunggu," kata Sujeno kepada detikJateng di lokasi.

Sujeno menambahkan, para penambang pasir biasanya mendapat informasi tentang banjir lahar hujan dari pesawat HT yang dibawa penambang lain.

"Biasanya ada yang bawa HT, nanti kalau ada sinyal bisa lewat HP juga. Setelah mendapat info soal banjir ya langsung naik (keluar dari sungai). Kemarin sini baru gerimis (saat banjir menenggelamkan dua truk)," imbuh Sujeno.

Pantauan detikJateng di lokasi, ratusan penambang mencari pasir dan batu di sepanjang alur Sungai Woro, hari ini. Mereka menambang secara berkelompok dan menjual pasirnya ke truk.

Lokasi paling ramai penambang pasir itu berada di atas cekdam Karangbutan, sekitar satu kilometer di atas Desa Sidorejo. Warga berani menambang di lokasi itu karena jaraknya terbilang aman, sekitar 5-6 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Sebelumnya diberitakan, dua truk pengangkut pasir terjebak banjir lahar hujan Gunung Merapi di Sungai Woro, Klaten, kemarin. Kapolsek Kemalang AKP Suharto menjelaskan dua truk itu bisa dievakuasi pada Selasa (19/4) sore.

"Truk warna kuning nopol AD 1594 HJ rusak pada kaca depan dan bak, kerugian sekitar Rp 40 juta. Truk dam warna hijau nopol AD 1510 rusak pada kaca dan bak, kerugian juga sekitar Rp 40 juta," kata AKP Suharto kepada detikJateng, Selasa (19/4).




(dil/rih)


Hide Ads