Pinggir Jalan Onggorawe Demak Jadi Tempat Buang Sampah, Warga Buru Pelaku

Pinggir Jalan Onggorawe Demak Jadi Tempat Buang Sampah, Warga Buru Pelaku

Mochamad Saifudin - detikJateng
Selasa, 19 Apr 2022 05:27 WIB
Panampakan sampah di pinggir Jalan Raya Onggorawe, Desa Tambakroto, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah
Penampakan sampah di pinggir Jalan Raya Onggorawe, Desa Tambakroto, Kecamatan Sayung, Demak (Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng)
Demak -

Area tepi Jalan Raya Onggorawe, Desa Tambakroto, Kecamatan Sayung, Demak menjadi tempat sampah. Warga setempat geram dan memburu pelaku pembuang sampah tersebut,

Pantauan di lokasi, Senin (18/4), sampah tersebut terletak di sebelah kanan jalan aternatif dari Pantura Demak ke Semarang arah Kecamatan Mranggen. Tumpukan sampah itu terlihat kering dan tidak setebal sebelumnya.

Ada dua spanduk yang dipasang di area tepi jalan tersebut. Isi spanduk mengecam pelaku yang membuang sampah pinggir jalan raya itu dan tertanda dari Kepala Desa Tambakroto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu spanduk berbunyi, "PERINGATAN KERAS!!! OJO DITUTOKNO GUWAKMU SAMPAH, NAK PINGIN URIPMU GENAH. NEK RA PERCOYO BAKAL URIPMU CILOKO TARUHANE NYOWO. INTUK DUNGONE WONG SAK DESO (Kepala Desa Tambakroto)". Lalu spanduk kedua berwarna putih bertuliskan merah berbunyi, "YA ALLAH.. AKU RELA MISKIN 7 TURURNAM KALAU BUANG SAMPAH DI SEPANJANG JALAN INI !!!".

Kades Tambakroto, Ary Shoki, saat dimintai konfirmasi membenarkan pihaknya memasang dua spanduk tersebut. Spanduk itu dipasang pada Selasa (12/4) malam.

ADVERTISEMENT

"Iya itu dari pihak desa (dua spanduk), karena kami itu sangat geram sekali. Ternyata selama kami di situ yang buang itu bukan warga kami, ternyata itu dari luar desa," ujar Ary melalui telepon, Senin (18/4/2022).

"Setelah ada info itu mereka semua geram, mereka merasa tidak membuang ke situ. Karena mereka itu saya sampaikan membuang sampah di belakang rumah terus dibakar. Setelah ada berita di detik, itu kan langsung masuk grup warga, terus paginya itu ramai," sambungnya.

Ary menjelaskan pihaknya saat ini menugaskan salah satu Linmas untuk berjaga di area tersebut. Pihaknya mengaku tengah memburu pelaku.

"Makanya kami mengutus salah satu Linmas untuk nyanggongi (berjaga) siapa yang buang itu? Tapi sampai saat ini itu belum ketemu," terang Ary.

Ary bercerita salah satu perangkat desanya sempat memergoki pelaku yang membuang sampah di area tersebut. Dia mengatakan pelaku pembuang sampah itu mengendarai motor yang terpasang rombong.

"Kemarin itu juga perangkat kami Pak Jumali pulang dari silaturahmi itu melihat (pelaku) yang buang itu, malam. Dikejar sampai keluar Desa Tambakroto. Tapi tidak ketemu karena perangkat kami bawa mobil sedangkan yang buang pakai motor," ujarnya.

"Saya tanya itu sepeda motornya ada rombongnya," imbuh Ary.

Pemdes siapkan sanksi

Ary menegaskan akan menuntaskan persoalan tersebut. Dia berencana menangkap pelaku dan memberikan efek jera terhadapnya.

"Itu juga kami perbincangkan, sanksi hukumnya seperti apa dengan temen-teman. Percuma nanti kami temukan (pelakunya), terus buang lagi, nggak ada efek jeranya," terang Ary.

Ary menyebut lokasi tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah sekitar satu tahun terakhir. Area itu dulunya kerap dilalui petani yang menggarap sawah, tapi kini sepi sejak rob.

"Iya, itu jauh dari permukiman warga. Dulu di situ bersih, karena dulu di situ ada pertaniannya bagus. Semenjak kena rob kan nggak bisa dikerjakan. Sudah tidak ada pengawasan dari petani-petani mungkin, sehingga mereka buang sampah seenaknya sendiri," tuturnya.

"Itu tidak ada setahun, baru itu," imbuh Ary.

Dia mengungkap tempat pembuangan sampah dulunya berada di dekat area pembangunan tol. Namun, sejak lahan itu dibangun, pembuangan sampah pindah ke tepi Jalan Raya Onggorawe.

"Dulu di sebelah utara pembangunan tol (jadi tempat pembuangan sampah sembarangan). Sebelah utara itu kami menyuruh seseorang untuk ditanami lombok, agar tidak dibuangi sampah. Tenyata pindah ke sebelah selatan itu," ungkap dia.

Penampakan sampah di pinggir Jalan Raya Onggorawe, Desa Tambakroto, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa TengahPenampakan sampah di pinggir Jalan Raya Onggorawe, Desa Tambakroto, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

DLH Demak angkat bicara

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Agus Musyafak, mengatakan tempat pembuangan akhir (TPA) di Demak sangat mencukupi. Hanya saja, kata dia, lokasinya jauh.

"Sangat mencukupi (TPA-nya), tapi letaknya jauh di Berahan Kulon, Kecamatan Wedung 25 hektare. Untuk yang di Onggorawe, Mranggen, Sayung itu di (TPA) Candisari itu yang mungkin sudah overload," terang Agus melalui telepon.

Agus menyebut sesuai instruksi bupati, setiap desa memiliki tanggung jawab untuk mengelola sampahnya. Pengelolaan itu bersumber dari anggaran dana desa (ADD).

"Sebenarnya itu kan sampah bukan dari warga setempat tapi dari lain wilayah. Tapi pasti dimulai dari ada yang buang sampah duluan di situ. Sehingga yang lain lain mengikuti, Jadi ya kembali ke kesadaran masyarakat," ujarnya.

"Sebetulnya desa itu sudah punya kewajiban sesuai dengan intruksi bupati. Bahwa desa itu ada kewajiban untuk pemeliharaan sanitasi dengan cara pengolahan sampah yang baik. Jadi dana ADD itu sebagian dipakai untuk pengolahan sampah desa. Jadi desa punya tanggung jawab," pungkas Agus.




(ams/ams)


Hide Ads