.webp)
Seorang pengusaha asal Grobogan, Jawa Tengah, Joko Suranto, merogoh kocek hingga miliaran rupiah untuk membangun jalan demi mudik lebaran. Bupati Grobogan mengucapkan terima kasih atas peran masyarakat karena APBD terbatas.
"Terima kasih dan sangat membantu. Karena Grobogan luasnya daratan nomor 1 di Provinsi Jawa Tengah. Kalau ada pengusaha/perusahaan mau ikut membangun Jalan Kabupaten saya ucapkan terima kasih atas CSR-nya. Karena APBD Kabupaten sangat terbatas," ucap Bupati Grobogan, Sri Sumarni, Minggu (17/4/2022).
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Grobogan, Een Endarto, menjelaskan bahwa pemerintah memberikan apresiasi penuh kepada pengusaha atau perusahaan yang membantu pembangunan daerah. Terlebih, jalan di Kabupaten Grobogan secara total mencapai 917,77 km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami apresiasi dan kami ucapkan terima kasih. Karena jalan total yang dikelola Kabupaten mencapai 900 km lebih. Jalan yang dibangun pengusaha juga mampu meningkatkan perekonomian nantinya," jelas Een saat dihubungi detikJateng.
Lebih lanjut, Een Endarto menjelaskan dari total jalan 917,77 kilometer ini baru 79,8 persen terbangun dengan kriteria jalan yang dikategorikan mantap. Sementara jalan sepanjang 20,18 persen yakni 185,2 km masuk kategori tidak mantap atau tidak baik atau dengan arti lain rusak.
"Sisanya yakni 185,2 km ini rusak ini salah satunya ada di daerah rumah Pak Joko Suranto yang dibangun tersebut. Oleh sebab itu guna mendongkrak jalan lain yang belum dibangun, Pemkab akan meminjam pihak ke tiga termasuk meminta bantuan lewat DAK, Pemprov Jateng dan Pemerintah Pusat," tandasnya.
Diketahui, seorang penguasa asal Grobogan, Joko Suranto, merogoh kocek hingga miliaran rupiah untuk membangun jalan demi mudik lebaran.
Joko warga asli Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menjadi buah bibir lantaran membangun jalan umum dengan panjang 1,8 kilometer dan menelan biaya mencapai Rp 2 miliar lebih.
Kakak ketiga Joko, Suharnanik, menyebut apa yang dilakukan adiknya itu sangat berarti, tak hanya buat keluarga tapi juga bagi masyarakat.
Selain itu, pembangunan jalan secara mandiri ini membantu pemerintah. Masyarakat juga terbantu dengan perbaikan akses jalan sehingga berdampak pada perekonomian tiga desa yakni Desa Jetis, Desa Welahan dan Desa Ngampu.
"Dari musyawarah bersama keluarga besar akhirnya kita sebagai saudara men-support penuh dari administrasi sampai pelaksanaan pembangunan. Semoga menjadi teladan terutama buat keluarga besar kami alm H Kasan Diharjo," kata Suharnanik yang juga menjabat Kepala Desa Jetis, Minggu (17/4).
(rih/ahr)
