Mahasiswa

Kolom Minggu Pagi

Mahasiswa

Muchus Budi R. - detikJateng
Minggu, 17 Apr 2022 06:29 WIB
Massa yang tergabung dari mahasiswa dan buruh melakukan aksi Long march dari Patung Kuda menuju Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/10/2017).
Ilustrasi aksi mahasiswa (Foto: dok. detikcom)
Solo -

Mahasiswa adalah golongan masyarakat yang tak punya masa lalu. Mereka hanya punya masa depan. Itu berarti proyeksinya selalu ke masa depan, karenanya maka kerangka berpikirnya selalu dengan format-format ideal; selalu ke depan.

Cendekiawan kenamaan Indonesia, (Alm) Nurcholis Madjid, menyebut mahasiswa punya empat kelebihan sekaligus yang tidak akan dimiliki oleh golongan masyarakat manapun. Empat hal tersebut adalah: muda, pandai, sehat pikiran, datang dari kelas ekonomi mapan.

Sejarah perjalanan negeri ini tak lepas dari jasa dan laju gerak mahasiswa. Peran mahasiswa pada kesadaran nasionalisme dengan mendirikan Budi Utomo, adalah fakta sejarah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di masa awal pergerakan nasional itu pula, bahkan mereka yang berada di luar negeri pun mendirikan sebuah perkumpulan kebangsaan yang dinamai Perhimpunan Indonesia.

Sejarah tumbangnya para penguasa rezim adalah juga peran besar dari 'kenekatan' mahasiswa-mahasiswa. Dan sesungguhnyalah memang hanya mereka yang bisa melakukan itu; karena mereka tak punya 'dosa masa lalu'.

ADVERTISEMENT

Lalu apakah gerakan mahasiswa itu merupakan 'mitos' atau tradisi yang selaku diada-adakan sebagai bagian dari upaya konsolidasi demokrasi? Tidak! Mereka bergerak atas dasar pemahaman dan format-format ideal yang mereka pahami, senaif apapun pemahaman itu.

Yang abadi dan mentradisi adalah justru upaya-upaya pelemahan gerakan mahasiswa itu. Selalu saja muncul, semenjak dulu. Pelemahan politis itu telah terjadi, seumuran atau bahkan lebih awal muncul dibanding gerakan kepedulian mahasiswa itu sendiri.

Paling tragis dan sering kali sarkastis adalah tuduhan-tuduhan melemahkan yang datang dari para senior mereka sendiri. Para senior yang telah berada di zona nyaman meneror gerakan yuniornya turun ke jalan yang berpotensi mengganggu kemapanannya. Sadis!

Terus bergerak, kawan-kawan mahasiswa. Abaikan segala tuduhan yang bisa melemahkan konsolidasi kalian tersebut. Kalian tak punya masa lalu, karena berasal dari ruang kegelisahan.

Abaikan semua teror yang melemahkan laju kalian. Mereka hanya sedang bicara dengan dirinya sendiri. Pencuri selalu curiga kehilangan barangnya, karena mereka mengira tabiat semua orang seperti mereka.

Jika kehadiranmu tak lagi menggenapkan dan ketiadaanmu tak juga membuat keganjilan maka sesungguhnya kamu sudah kalah dan dianggap tak penting lagi. Jaga keberadaanmu. Jalanan menunggumu memaparkan logika kebenaran. Tak genap konsolidasi demokrasi tanpa kritik kaum terpelajar.


... ..... ...
karena kami arus kali
dan kamu batu tanpa hati
maka air akan mengikis batu

(WS Rendra)

Solo, 17 April 2022

===

Muchus Budi R, wartawan detikcom

Tulisan ini merupakan pendapat pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi




(mbr/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads