Warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, ziarah di makam Sunan Muria menjelang bulan Ramadan. Uniknya, peziarah membawa makan berupa nasi ingkung ayam. Seperti apa ceritanya?
Pantauan di lokasi, Rabu (30/3) pukul 14.00 WIB, puluhan warga Desa Colo menggelar ziarah di makam Sunan Muria. Mereka tampak membawa nasi berkat ingkung ayam.
Warga Colo berziarah di makam salah satu Walisongo penyebar agama Islam di Jawa itu. Setelah itu bersama sanak saudara berkumpul, doa, dan kemudian makan bersama nasi ingkung ayam.
Imam Masjid Sunan Muria, Mastur, mengatakan satu bulan menjelang Ramadan biasanya masyarakat Desa Colo melakukan ziarah dan makan bersama di makam Sunan Muria. Kegiatan itu sebagai bentuk syukur atas berkah yang didapatkan dari sekitar makam wali tersebut.
"Yang jelas masyarakat Colo setiap bulan Syakban mayoritas masyarakat ziarah ke sini ziarah Sunan Muria kemudian juga mengadakan makan bersama keluarga. Ini dimotivasi mereka semua merasa bahwa mereka hidup di lingkungan makam Sunan Muria yang tentunya mereka merasa langsung tidak langsung, mereka bisa bekerja bisa mengais rezeki lingkungan makam Sunan Muria dari wisata," kata Mastur kepada wartawan ditemui di lokasi, Rabu (30/3/2022).
Menurutnya, warga mulai melakukan ziarah itu per tanggal 10 Syakban dan puncaknya 20 Syakban.
"Sekitar tanggal 10 itu sudah mulai, puncaknya sekitar tanggal 20 Syakban setengah bulan," lanjut dia.
![]() |
Mastur mengatakan uniknya warga membawa makanan. Menu makanan yang dibawa berupa opor ayam, ingkung ayam, ataupun panggang ayam.
Makanan itu pun kemudian dimakan bersama sanak keluarga yang ziarah. Konon, kata dia, menu ingkung ayam merupakan kesukaan dari Sunan Muria.
"Menunya rata-rata opor ayam, ingkung ayam, ada yang panggang ayam, karena ini juga konon Mbah Sunan Muria kesukaannya panggang ayam, bahkan panggang ayam tanpa bumbu," terang dia.
![]() |
Mastur mengatakan jika peziarah meningkat menjelang bulan Ramadan. Mereka datang dari Kudus bahkan ada luar Jawa.
"Selama 10 bulan belakangan ini sudah meningkat dari Jawa bahkan dari luar Jawa sudah pada datang ke sini. Kalau jumlah peziarah dicatat hari pandemi sampai 20 ribu per hari bisa itu yang tercatat, hari biasa seperti ini sekitar 5 ribu peziarah ke atas," ucap Mastur.
"Paling banyak seluruh Jawa, luar Jawa ada Lampung, Sumatra, hingga Kalimantan," sambung dia.
(rih/rih)