Hari ini, Minggu (27/3/2022) bertemu dengan pasaran Pahing. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 23 Ruwah 1955, berada di Tahun Alip, Windu Sancaya dan Wuku Sinta.
Weton (hari kelahiran) Minggu Pahing atau Ahad Pahing memiliki neptu 14. Kecenderungannya pandai menyembunyikan perasaan yang sebenarnya, hingga tampak tetap tenang dan sabar. Pemilik weton ini biasanya senang bergaul dan mempunyai banyak teman, tetapi sayangnya acap kali kekeh dengan pendapatnya sendiri yang belum tentu benar dan cenderung angkuh. Pada umumnya mereka bertipe pekerja keras.
Pangarasan pada weton ini adalah Lakuning Rembulan, artinya simpatik, penuh daya tarik, serba menyenangkan. Sedangkan Pancasuda pada weton ini adalah Wasesa Segara. Ini dapat dimaknai bahwa watak positifnya bagaikan lautan, yakni amot ujar ala becik (Jika dicaci tidak benci, jika disanjung tidak sombong). Selain itu sifat pemurah, pemaaf, berwibawa, berwawasan luas dan bertanggung jawab mendominasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun karakter berdasarkan wuku, hari ini ada pada Wuku Sinta, dewanya dilambangkan dengan Badhara Yamadipati. Sifatnya besar nafsunya, sering mendapatkan celaka, tetapi berbudi lembut, sejuk perkataannya dan hatinya tenteram. Lambang burungnya gagak, sifatnya awet muda, cepat dalam bekerja dan mengetahui akan firasat. Pohonnya Kendhayaan, wataknya menjadi pengayom orang yang kesusahan, orang yang pergi tanpa pamit dari tempat kerjanya.
Gedhong ada di depan, sering memperlihatkan kekayaannya, besar keberuntungannya, murah hati walaupun kadang tak sesuai dengan isi hatinya. Umbul-ummul dipikul dewannya, sifatnya memperlihatkan keberaniannya, dan watak kesombongannya tampak pada perilakunya.
Gambarannya seperti Endra, gemar bertapa, besar prihatinnya agak tertarik pada laku pendeta. Lambangnya matinya orang cerdik, kesialannya setengah umur, kurang tertarik pada pasangannya. Kala ada di Timur Laut, selama tujuh hari jangan pergi ke arah ini untuk urusang yang sangat penting.
Di hari Ahad Pahing di Wuku ini berwatak rahayu, baik untuk beraktivitas dalam hal yang penting, dan mendatangkan keselamatan. Namun jangan menanam tanaman yang dimanfaatkan daunnya.
(Oleh: Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo)
(sip/sip)