Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima tersangka teroris yang diduga pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Salah satunya tersangka teroris yang ditangkap yakni DK (24), warga Dusun Krajan, RT03/RW02, Desa Tabet, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal.
Berdasarkan keterangan Mabes Polri, DK ditangkap Densus 88 karena keterlibatannya di jaringan Jamaah Islamiyah yang tergabung di grup Annajiyah Media Centre. Grup itu bertugas membuat dan menyebarkan poster-poster digital yang berisi propaganda untuk membangkitkan semangat jihad.
Menurut tetangga DK, Ponidi (55) yang juga menjabat sebagai Kadus Krajan, mengatakan DK, ditangkap Rabu (9/03) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada sekitar 20 orang yang masuk ke rumah dan menangkap DK," kata Ponidi, Jumat (25/03/2022).
Ponidi mengatakan remaja tersebut dikenal sebagai sosok yang pendiam, jarang keluar rumah, dan tidak bicara jika tidak diajak bicara.
"Ayahnya sering ikut tahlilan, dan aktif ke masjid. Beda dengan DK, anaknya. Kalau keluar rumah, paling ya, mencari rumput dan ke sawah membantu orang tuanya," terang Ponidi.
Ponidi menjelaskan, DK adalah lulusan salah satu SMK di Limbangan dan orang tuanya bekerja sebagai petani. Ponidi menyebut DK memiliki kebiasaan latihan memanah di samping rumahnya sebelum pandemi COVID-19 merebak.
"DK kalau latihan memanah di samping rumah. Harga panahnya saja informasinya Rp 3 juta rupiah. Ia minta dibelikan orang tuanya, dengan alasan mau ikut lomba memanah," jelasnya.
Ponidi menyebut, sekitar sebulan sebelum DK ditangkap, ada orang tak dikenal mengawasi rumah DK. Orang itu, lanjutnya, hampir setiap hari ada di kandang ayam milik Ponidi yang terletak di belakang rumah orang tua DK.
"Sekitar 1 bulan sebelum penangkapan, ada orang asing itu berada di kandang ayam saya, dan mengawasi rumah orang tua DK. Ia juga meminta keterangan kepada kurir barang, setiap ada pengiriman barang ke DK," ujar Ponidi.
Orang asing itu, sering tanya kepada dirinya terkait aktivitas DK. Ia juga meminta keterangan kepada kurir barang, yang mengirim sesuatu ke DK.
Diwawancara terpisah, Kepala Desa Tabet, Supriyadi, mengatakan dirinya tidak tahu ketika DK ditangkap Densus 88. Ia baru mengetahui, setelah dihubungi oleh polisi dari Polres Kendal, untuk ikut menyaksikan penggeledahan rumah DK.
Lalu, Supriyadi bersama seorang perangkatnya dan Kadus Krajan, datang ke lokasi untuk ikut menyaksikan penggeledahan rumah orang tua DK, dimana DK ikut tinggal di situ.
"Setelah DK dibawa, terus dilakukan penggeledahan. Waktu penggeledahan rumah itu, saya diminta untuk ikut menyaksikan," kata Supriyadi.
Setelah penangkapan DK, Supriyadi mengumpulkan semua tokoh masyarakat desa, supaya ikut mengawasi warga Desa Tabet. "Kasihan orang tua DK. Sampai saat ini masih shock, meskipun sudah bisa bersosialisasi," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima tersangka teroris yang diduga pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Kelima orang itu berperan di bidang media propaganda kelompok ISIS.
"Benar," ujar Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar, Kamis (24/3).
(aku/sip)