Dampak perbaikan jalan di jalur Pantura, tepatnya di Desa Lengkong, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, membuat banyak pengguna jalan yang mencari jalan alternatif. Akibatnya, kini jalan alternatif dipadati kendaraan.
Situasi itu dimanfaatkan oleh beberapa warga di Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang, untuk meminta sumbangan kepada pengguna jalan. Berdalih mengatur lalu lintas, mereka meminta sumbangan kepada para pengendara yang lewat.
Salah seorang warga Desa Jatihadi, Kecamatan Sumber, Rembang, Kasturi mengaku sudah sepekan menjadi relawan pengatur lalu lintas di jalur alternatif Rembang-Pati ini. Ia terpaksa menjadi pengatur lalu lintas di jalan alternatif lantaran sepi pekerjaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini lagi sepi pekerjaan Mas, kalau pekerjaan sehari-hari ya jadi tukang kayu. Ini mumpung ada kemacetan, jadi warga secara bergantian berjaga mengatur lalu lintas, sekaligus bawa wadah untuk minta sumbangan sukarela oleh para pengendara," terang Kasturi kepada detikJateng, Kamis (24/3/2022).
Dalam sehari, kata Kasturi, pendapatan sumbangan sukarela dari para pengendara yang melewati jalur alternatif ini mencapai Rp 500 ribu.
"Ya dapatnya kira-kira Rp 500 ribuan sehari. Itu nantinya dibagi untuk beberapa warga yang ikut berjaga. Kalau satu orangnya ya dapat sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 75 ribuan, tergantung berapa orang yang ikut jaga," tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan warga Sekarsari, Kecamatan Sumber, bernama Adha Fateha. Menurutnya sudah sepekan warga secara bergantian berjaga untuk mengatur lalu lintas di jalur alternatif ini mulai pagi hingga malam hari.
"Sudah seminggu ini warga bergantian berjaga. warga yang ikut ini sifatnya sukarelawan, jadi warga bawa wadah untuk meminta sumbangan sukarela oleh para pengendara yang lewat," ujarnya.
"Kalau pendapatan ya tergantung berapa pengendara yang lewat, biasanya dapat Rp 2.000 ribu per pengendara ada juga yang cuma Rp 1.000 ribu. Total sehari ya dapat Rp 500-700 ribuan dan itu kemudian dibagi ke berapa warga yang ikut jaga. Per orang dapat Rp 100 ribuan," pungkasnya.
(ahr/sip)