Curhat Sopir Truk Terjebak Macet di Pantura: Tak Bisa Lewat Jalur Alternatif

Curhat Sopir Truk Terjebak Macet di Pantura: Tak Bisa Lewat Jalur Alternatif

Febrian Chandra - detikJateng
Kamis, 24 Mar 2022 09:18 WIB
Kemacetan di jalur Pantura di Rembang, Kamis (24/3/2022).
Kemacetan di jalur Pantura di Rembang, Kamis (24/3/2022). Foto: Febrian Chandra /detikJateng
Rembang -

Kemacetan yang terjadi di jalur Pantura Rembang-Pati akibat perbaikan jalan di jalur Pantura Desa Lengkong, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah masih berlangsung hingga Kamis (24/3/2022) pagi ini. Antrean kendaraan terpantau masih mengular hingga belasan kilometer dari arah Surabaya menuju ke Semarang.

Pantauan detikJateng, Kamis (24/3) pukul 08.00 WIB, arus lalu lintas di jalur Pantura Rembang kembali tersendat sejak pukul 04.00 WIB pagi tadi. Kemacetan saat ini membuat kendaraan mengular tak bergerak, mulai dari batas kota Rembang di Kecamatan Kaliori sampai dengan ekor kemacetan berada di Alun-alun Rembang.

Salah seorang sopir truk asal Surabaya, Eko Nurfandi mengaku terjebak macet di jalan Pantura Rembang sejak pukul 04.30 WIB pagi tadi. Ia terpaksa harus menunggu sampai kemacetan terurai lantaran tak bisa melewati jalur alternatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah dari menjelang subuh tadi kena macet di Rembang. Ini mau arah Semarang dari Surabaya kirim barang," kata Eko Nurafandi kepada detikJateng, Kamis (24/3/2022).

Biasanya, perjalanan Surabaya-Semarang bisa dilaluinya dengan waktu tempuh 7-8 saja.

ADVERTISEMENT

Namun, lantaran kemacetan yang terjadi sepekan ini, perjalanan Surabaya-Semarang harus dilaluinya dalam waktu 15 jam.

"Ini nunggu sampai bisa jalan lagi, terpaksa tidak bisa putar balik melewati jalur alternatif karena bawa kendaraan berukuran panjang ini," tambahnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten Rembang maupun Pati sama-sama tidak mengizinkan kendaraan besar untuk lewat jalur alternatif. Mereka khawatir jalan mereka menjadi rusak.

"Kami melarang kendaraan besar melintas di jalan desa," ujar Bupati Pati Haryanto dalam keterangan tertulis kepada wartawan di Pati, Rabu (23/3/2022).

Haryanto beralasan banyak jalan desa yang kondisinya rusak parah. Hal ini membuatnya melarang kendaraan berat melintasi jalur tersebut.

Hal senada juga dikatakan oleh Wakil Bupati Rembang, M Hanies Cholil Barro' yang juga melarang kendaraan besar melintasi jalur alternatif di wilayahnya. Hal ini menurutnya akan membuat kondisi jalan semakin rusak.

"Apalagi pihak kepolisian memang mengarahkan arus kendaraan pribadi ke jalur-jalur alternatif. Dampaknya ya kondisi jalan menjadi semakin rusak. Ditambah lagi curah hujan tinggi, dan ada fakta bahwa kendaraan yang melintas, termasuk yang truk bermuatan berat, bahkan bus besar," ujar Hanies saat dihubungi kemarin.




(ahr/ahr)


Hide Ads