Rabu Pon 23 Maret 2022: Hari Pekerja Keras, Baik untuk Aktivitas Apapun

Penanggalan Jawa

Rabu Pon 23 Maret 2022: Hari Pekerja Keras, Baik untuk Aktivitas Apapun

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 23 Mar 2022 06:55 WIB
Ada Apa dengan 10 November? Simak Serba-serbi Peringatannya
Ilustrasi (Foto: BBC Magazine)
Solo -

Hari ini, Rabu (23/3/2022) bertemu dengan pasaran Pon. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 19 Rejeb 1955, berada di Tahun Alip, Windu Sancaya dan Wuku Watugunung.

Weton (hari kelahiran) Rabu Pon memiliki neptu 14. Kecenderungannya berbudi halus, sopan, hati-hati dan waspada serta agak lumayan rezekinya. Akan tetapi mudah terkejut atau heran, suka pamer atau suka memperlihatkan harta kekayaan dan kepandaiannya, senang dipuji, kadang-kadang juga muncul sifat kerasnya. Perasaannya tajam sehingga mudah tersinggung dan menyesali yang telah terjadi.

Pangarasan pada weton ini adalah Lakuning Rembulan, artinya simpatik, penuh daya tarik, serba menyenangkan. Adapun Pancasuda, Bumi Kapetak, bertipe pekerja keras, kuat menahan kekecewaan dan penderitaan, suka kerapian dan kebersihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun memiliki sifat negatif yakni pendendam. Selain itu kebaikannya tidak terlihat orang lain.

Adapun karakter berdasarkan wuku, hari ini ada pada Wuku Watugunung, dewa Sang Hyang Ôntaboga, dan Dèwi Nagagini. Hyang Ôntaboga gemar bertapa dan senang di tempat yang sepi. Dewi Nagagini bersifat setia tetapi kadang juga kurang bisa fokus dalam pemikiran.

ADVERTISEMENT

Pohon Wijayakusuma, bersungguh-sungguh laku bratanya, tak suka di keramaian. Burungnya gogik, besar cemburunya. Candi ada di depan, selalu berulah tapa, senang prihatin.

Gambarannya bagai bintang kesiangan. Hatinya terang, tetapi tak terpancar dari raut wajahnya.

Bahayanya terkena jerat. Kala ada di timur, selama 7 hari di wuku tersebut tidak boleh pergi ke arah tersebut untuk urusan yang sangat penting. Di hari Rabu Pon di Wuku ini secara umum baik untuk aktivitas apapun, tetapi mesti dihindari untuk bepergian jauh.

(Oleh: Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo)




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads