Cerita Presiden Sukarno Naik Becak Saat Ziarah ke Makam Kadilangu Demak

Cerita Presiden Sukarno Naik Becak Saat Ziarah ke Makam Kadilangu Demak

Mochamad Saifudin - detikJateng
Sabtu, 19 Mar 2022 14:08 WIB
Suasana makam Sunan Kalijaga Raden Sahid Demak, Jumat (18/3/2022).
Suasana makam Sunan Kalijaga Raden Sahid Demak, Jumat (18/3/2022). (Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng)
Demak -

Presiden Sukarno atau Bung Karno kerap berziarah ke makam leluhurnya di Kelurahan Kadilangu, Kecamatan Demak, Demak, Jawa Tengah. Makam tersebut berada sebelah kanan cungkup Makam Sunan Kalijaga.

"Saya punya Mbah zaman dulu itu menceritakan bahwa Pak Karno itu kerap sekali datang ke Kadilangu. Ke Kadilangu itu ke makam, ya ziarah. Di samping ziarah pasti dia semalam di situ, setelah itu pulang," ujar Plt Kepala UPTD Museum Glagah Wangi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Demak, Ahmad Widodo, Jumat (18/3/2022).

Widodo mengatakan Bung Karno ke makam Kadilangu Demak saat masih menjabat Presiden RI. Berdasarkan cerita yang berkembang, Bung Karno ke makam tersebut tanpa pengawalan dan naik becak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada kala itu Bapak Presiden Soekarno tahu tahu sudah di Demak. Padahal biasanya namanya Presiden itu dikawal ya, itu ada yang tahu bapak presiden naik becak di area Kadilangu," ujar Widodo.

Terpisah, Juru Kunci Makam Sunan Kalijaga, Raden Edi Mursalin, membenarkan cerita tersebut saat ditemui di Kompleks Makam Sunan Kalijaga. Ia menjelaskan bahwa terdapat makam Panembahan Notoprojo yang merupakan leluhur dari Bung Karno.

ADVERTISEMENT

"Betul, (Bung Karno) pernah tindak sowan di sini (Makam Kadilangu). Ada yang pribadi tanpa orang tahu. Ada yang pakai pengawalan," terang Edi, Jumat (18/3).

"Urut-urutannya memang betul Panembahan Notoprojo itu leluhurnya Bung Karno," sambungnya.

Edi menjelaskan rehab bangunan dimulai sekitar 1963, gedung makam kasunanan Kadilangu kala itu dibangun Bung Karno. Edi menyebut pascapembangunan selesai, Bung Karno juga berziarah ke Makam Kadilangu.

"Oleh karena itu Gedung Kasunanan ini dulu yang membangun Bung Karno. Waktu beliau masih menjabat Presiden RI sekiranya tahun 1960, 1962, 1963 pembangunan ini. Setelah selesai (pembangunan) beliau datang ke sini, istilahnya meresmikan. Tapi bukan istilah meresmikan zaman sekarang bukan. Beliau nyekar, sowan leluhurnya di sini," terang Edi.

Edi menuturkan salah satu kedatangan Bung Karno ke Makam Kadilangu juga secara resmi sebagai presiden. Yakni dengan pengawalan dan pengamanan ketat.

"Satu bulan sebelum beliau ke sini sudah ada para intel dari kepolisian maupun dari TNI. Terus ada RPKAD juga sudah di sini 24 jam. Terus menerus dipantau, dijaga oleh RPKAD. Itu sebelum Bung Karno rawuh (datang) ke sini," ujarnya.

Makam leluhur Bung Karno, Panembahan Notoprojo, sebelah kanan cungkup Sunan Kalijaga Kadilangu Demak.Makam leluhur Bung Karno, Panembahan Notoprojo, sebelah kanan cungkup Sunan Kalijaga Kadilangu Demak. Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

Ia menjabarkan leluhur Bung Karno, Panembahan Notoprojo merupakan keturunan dari Sunan Kalijaga. Ia mengurutkan dari putra Sunan Kalijaga Sunan Hadi hingga Pangeran Wijil V.

"Itu urut-urutannya, dari putranya Eyang Sunan Kalijogo yaitu Sunan Hadi, Raden Ayu Tembayun, Panenggak, kemudian Raden Rahman, dan Nyi Ageng Ngerang, dan ada yang mengatakan Sunan Kudus Raden Umar Said itu juga putra kandungnya Eyang Sunan. Ke bawahnya lagi Panembahan Pengulu, Panembahan Ketip, Panembahan Notoprojo, Panembahan Sabrang, Panembahan Wijil. Setelah Panembahan Wijil tidak ada lagi panembahan menjadi pangeran. Pangeran Wijil I di Solo, Pangeran Wijil II di Astono Gendok, Pangeran Wijil III, IV, V di sini (Kadilangu-Demak)," jelasnya.

Selain Bung Karno, lanjut Edi, Megawati dan Gus Dur pun pernah dia dampingi saat berziarah di Makam Kadilangu. Ia menyebut Megawati dan Gus Dur sebelum menjadi presiden sering datang ke Makam Kadilangu.

"Dulu waktu Bu Mega sama Gus Dur belum jadi presiden, sering ke sini. Bahkan saya sendiri pernah dimintai tolong oleh Gus Dur sama Bu Mega untuk menunjukkan makam leluhurnya Bu Mega," papar Edi.

"Jadi Gus Dur, nuwun sewu pada saat itu kami nderekke. Kami pegang tangannya, kami tunjukin ini lho makamnya Panembahan Notoprojo, leluhurnya Bung Karno. Beliau berdua, dipimpin oleh Gus Dur tentu saja, berdoa di situ," pungkas Edi.




(aku/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads