Kehidupan glamor yang dijalani Gepeng dengan ketenarannya sebagai pelawak tidak selalu manis. Pemilik nama asli Rismanto itu sempat di-PHK grup lawak yang membesarkan namanya Srimulat hingga meninggal tanpa meninggalkan harta warisan untuk keluarganya.
"Tahun 1988 bapak dipecat dari Srimulat dan kembali ke Solo bersama keluarga," terang anak sulung Gepeng, Kris Tatang Mareta Aji saat ditemui detikJateng di Solo, Jumat (18/3/2022).
Usai di-PHK dari Srimulat, Gepeng tidak begitu saja terpuruk. Pelawak berperawakan kerempeng dan suara cempreng itu mendirikan grup lawak sendiri. Grup lawak yang didirikannya diberi nama Sukarya Gepeng CS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah di PHK Srimulat bapak mendirikan Sukarya Gepeng cs, dan ini bisa mengalahkan Srimulat di Tegal Wareng waktu itu. Karena (hampir) semua pemain Srimulat lari ke bapak, dan Sukarya itu diakui oleh pemerintah Solo dan Indonesia," terangnya.
Hanya saja, grup yang dibuatnya itu tidak berlangsung lama hanya bertahan beberapa bulan saja. Gepeng kembali terpuruk hingga pemilik Srimulat kembali menariknya sebagai salah satu pelawak andalannya.
Meski sibuk dengan grup Srimulat, ternyata Gepeng masih sempat tampil untuk mendalang. Sebelum mengembuskan napas terakhir, Gepeng sempat akan tampil mendalang di Temanggung.
Namun, tak ada yang menyangka perjalanan menuju Temanggung itu menjadi momen terakhir bagi pelawak yang kala itu berusia 36 tahun.
"Saat perjalanan itu bapak tiba-tiba tidak bisa bicara dan muntah darah. Kemudian dilarikan ke rumah sakit Panti Waluyo, dan meninggal dunia," paparnya.
Pemilik jargon 'Untung Ada Saya' itu kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bonoloyo.
Isu santet di balik meninggalnya Gepeng
Tatang menceritakan ayahnya meninggal secara tidak wajar. Ada kejadian aneh sebelum ayahnya meninggal.
"Itu meninggal karena santet, bapak disantet. Tapi dengan teknologi kedokteran dikaitkan dengan penyakit bapak liver," urainya.
"Saat kejadian itu, kembang setaman yang di kamar tidur bapak hilang, tidak ada bekasnya. Seperti air di dalam gelas, pecahan gelas atau kembangnya tidak ada. Padahal suaranya saat itu suara kencang. Akhirnya dikejar ibu saya, percaya tidak percaya seperti itu," ucapnya.
Tidak tinggalkan warisan
Kehidupan mewah dan glamor yang dijalani tidak serta merta membuat Gepeng menyisakan uang dan harta melimpah. Tatang mengatakan, sepeninggal ayahnya, hanya ada uang Rp 500 ribu di tabungannya.
Selain itu, tidak ada harta atau uang yang disimpan oleh almarhum.
"Bapak tidak pernah meninggalkan harta, tabungan hanya 500 ribu. Tidak ada sisanya, saya cari sampai sekarang tidak ada," pungkasnya.
(apl/ams)