Cemplon Kocak Jual Pensil-Obat Panu di Klaten, Warga: Nggak Perlu Nawar

Cemplon Kocak Jual Pensil-Obat Panu di Klaten, Warga: Nggak Perlu Nawar

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Minggu, 13 Mar 2022 18:25 WIB
Lasono Cemplon beraksi menjual produk kelontong di Pasar Klithikan lapangan Bonyokan, Klaten, Jumat (11/3/2022).
Lasono Cemplon beraksi menjual produk kelontong di Pasar Klithikan lapangan Bonyokan, Klaten, Jumat (11/3/2022). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten - Sosok Lasono alias Cemplon (61) tenar di kalangan pedagang pasar berkalender Jawa dan masyarakat Klaten umumnya. Warga di pasar mengaku terhibur dengan cara Cemplon menawarkan dagangannya.

Sakirdi (55) pedagang bakso pentol mengatakan gaya Lasono Cemplon dalam berdagang memang berbeda dengan pedagang lain. Gayanya yang lucu dan banyak omong menjadikan banyak orang mengenalnya.

"Terkenal di sini sejak dulu karena pinter omongannya. Misalnya Rp 100.000, Rp 80.000, Rp 50.000 nanti bisa jadi Rp 10.000 jadi lucu," ungkap Sakirdi pada detikJateng di lokasi, beberapa waktu lalu.

Haryono (35) warga Desa Karang, Kecamatan Delanggu mengatakan gaya Lasono berjualan unik. Selain lucu, pembeli tidak perlu menawar harga.

"Ya orangnya lucu, caranya beda. Kita tidak perlu menawar soal harga, nanti dia sudah menurunkan harganya sendiri yang kadang sulit dinalar, misalnya dari Rp 60.000 tapi akhirnya cuma Rp 5.000" kata Haryono pada detikJateng sambil tertawa di lokasi.

Haryono yang memborong minyak, pisau cukur, dan gunting mengaku soal harga sebenarnya tidak terlalu masalah. Harganya memang di bawah toko atau warung.

"Harganya memang lebih murah, di bawah harga toko dan warung. Tapi yang mahal itu yang bikin tertawa yang menonton," imbuh Haryono.

Pedagang perabot keliling dari Dusun Sendang, Desa Jetis, Kecamatan Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah itu tenar karena cara berjualannya penuh banyolan yang mengocok perut.

"Ayo do mrene, maju...maju ! Nyang Gembiraloka nonton kethek wae maju - maju kok nonton Cemplon pekewuh (ayo ke sini, maju, maju. Ke kebun binatang Gembiraloka lihat monyet saja maju kok lihat cemplon sungkan)," teriak Lasono saat mengawali membuka lapaknya, di Pasar Klithikan lapangan Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jumat (11/3) lalu.

Jam menunjukkan pukul 10.00 WIB saat pria berkaos krah warna hijau, bercelana jins itu berdiri di bawah tenda terpal plastik di sisi barat Pasar Klithikan. Satu plastik kresek biru untuk wadah uang diikatkan di tempat ikat pinggang.

Kardus-kardus berisi barang perkakas seperti bohlam, pisau cukur, pensil, gergaji, obeng, gunting, pisau sayur, korek api, kanebo, dan pemotong kuku. Ada pula pompa, penggilap mobil sampai obat panu.

Dengan gaya rambut mirip pelawak Srimulat Gogon dan kumis tebal, Lasono beberapa kali berteriak menandai lapaknya buka.

Dalam hitungan 5 menit, belasan bahkan puluhan orang mulai mendatangi lapaknya. Mulai dari pria, wanita sampai anak- anak berkerumun mengepung tenda melihat aksi Lasono berkoar mendoakan semua pengunjung pasar lalu menawarkan dagangan.

"Pemotong kuku masuk sunah rasul...ayo Rp 60.000..Rp 40.000, Rp 25.000, Rp 20.000, Rp 10.000. Weee tetep ora gelem, ya wes Rp 5.000...Rp 5.000 loro (dapat dua)," kata Lasono melelang pemotongan kuku yang akhirnya jadi rebutan.

Tidak hanya cara berjualan yang unik menyerupai orang lelang, sesekali pengunjung diajak berdialog dua arah sambil guyonan. Tak jarang gelak tawa pecah dari lapak itu di tengah hiruk pikuk pasar.

Untuk memecah kejenuhan, Lasono, sesekali bermain sulap sederhana bak stand up komedi. Beberapa kali pengunjung yang membawa anak kecil diberinya uang jajan dan pengamen yang lewat juga panggil diberinya duit.


(sip/ams)


Hide Ads