Seorang korban tewas akibat kebocoran pipa gas Banjarnegara, Lilik Marsudi (56), dimakamkan di Kota Magelang siang ini. Korban tewas pengeboran sumur panas bumi PT Geo Dipa Energi Banjarnegara ini meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Jenazah Lilik dimakamkan di permakaman umum Nambangan, Minggu (13/3/2022). Adik ipar korban, Sururi (44), menyebut keluarga mengetahui kabar duka itu dari grup komunitas motor.
Kemudian, perwakilan dari PT Bormindo tempat yang bersangkutan kerja datang di rumah. Namun rumah dalam keadaan kosong karena istrinya sedang menunggui anaknya yang mau melahirkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari PT Bormindo ke Pak RT untuk memastikan (Lilik) adalah kampung sini. Itu kurang lebih jam 8 malam," ujar Sururi kepada wartawan di rumah duka Kampung Soekarno Hatta, Kelurahan Rejo Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Minggu (13/3/2022).
Sururi menyebut mulanya keluarga hendak menuju ke RS Wonosobo. Namun, perusahaan meminta keluarga agar menunggu di rumah karena jenazah almarhum akan dibawa ke rumah duka.
"Dari Polri awalnya mau autopsi, tapi kami keluarga almarhum menolak adanya autopsi dan tidak melakukan tuntutan kepada pihak manapun. Kami suruh buat penyataan lalu dikirim menuju rumah sakit sehingga jenazah bisa dibawa pulang. Sampai rumah jam 1 malam (Minggu)," tuturnya.
Sururi menuturkan kakaknya bekerja sebagai tukang bor selama dua tahun terakhir. Dari keterangan PT Bormindo, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB saat tiba-tiba sumur bor mengeluarkan asap yang diduga beracun.
"Pak Lilik dari lokasi sudah melarikan diri, tapi medan sulit. Pak Lilik sempat jatuh mungkin kecapekan, lalu menghirup gas. Saat itu, Pak Lilik sendirian, lainnya mencari lain," ujar dia.
Dia menuturkan Lilik ditemukan sekitar 30-50 meter dari titik kebocoran gas. Saat ditemukan Lilik masih bisa bicara.
"Almarhum ditemukan sekitar kurang lebih 30-50 meter, ditemukan masih bisa bicara tapi lemah. Lalu dibawa ke Puskesmas Kejajar, tapi sudah nggak ada (meninggal)," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, kejadian ini bermula saat pekerja tengah melakukan perawatan rutin pipa di lokasi pengeboran sumur PAD28 Geodipa. Namun, saat itu terjadi pipa bocor hingga membuat 9 pekerja dilarikan ke rumah sakit.
"Jadi ada perawatan rutin yang dilakukan setiap tahun. Saat itu ada kebocoran, dan ada 9 pekerja yang dilarikan ke RSU Wonosobo," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat dihubungi detikJateng, Sabtu (12/3).
Dari 9 korban tersebut, 1 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan 8 korban lain masih dalam perawatan. Hingga pukul 21.30 WIB, 6 korban masih belum sadarkan diri.
Sementara itu, di lokasi kejadian, Hendri memastikan sudah aman. Terlebih, lokasi pengeboran sumur PAD 28 Geodipa jauh dari permukiman penduduk.
"Di lokasi sudah aman, pipa yang tadinya bocor sudah diperbaiki. Dan, perlu diketahui lokasi pengeboran sumur PAD28 Geodipa itu jauh dari permukiman. Jadi kami imbau warga jangan panik. Tetapi kami tetap memasang garis polisi agar warga tidak mendekat ke lokasi kejadian," jelasnya.
(ams/sip)