Setahun Beroperasi, Ini Pengembangan KRL Jogja-Solo Selanjutnya

Setahun Beroperasi, Ini Pengembangan KRL Jogja-Solo Selanjutnya

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Selasa, 08 Mar 2022 04:17 WIB
Petugas melihat kondisi Kereta Rel Listrik (KRL) saat berada di Stasiun Klaten, Jawa Tengah, Jumat (4/12/2020). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) masih melakukan tahapan uji coba KRL Jogja-Solo dalam sistem listrik aliran atas, kecepatan KRL, dan sarananya sehingga dapat mengurangi masalah dalam pelayanan perjalanan KRL. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.
KRL Jogja-Solo. (Foto: Antara Foto/Aloysius Jarot Nugroho)
Solo -

Kereta Rel Listrik (KRL) Yogya-Solo telah genap setahun beroperasi. Dengan tren jumlah penumpang yang meningkat, sejumlah pengembangan sudah disiapkan oleh Kereta Api Indonesia Commuter (KCI) selaku operator.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Jawa Bagian Tengah, Putu Sumarjaya, mengatakan pengembangan terdekat ialah memperpanjang jalur KA ke Stasiun Palur, Karanganyar.

"Progres pembangunan sudah 73 persen, target pengajuan pada April-Mei 2022. Target beroperasi penuh pada September 2022," kata Putu dalam diskusi publik tentang setahun operasional KRL Yogya-Solo di Hotel Swiss-Belinn Saripetojo, Solo, Senin (7/3).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, KCI juga membangun depo kereta api di Stasiun Jebres yang berada di antara Stasiun Balapan dan Stasiun Palur. Depo dibangun untuk perawatan kereta api.

Pengembangan selanjutnya ialah elektrifikasi jalur Jogja ke Wates dan Kutoarjo. Putu menyebut KRL nantinya juga berlanjut ke Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).

ADVERTISEMENT

"DED elektrifikasi untuk jalur Jogja-Wates-Kutoarjo sudah ada. Nanti tentunya KRL akan terintegrasi dengan Bandara YIA," ujarnya.

Di Solo, KRL nantinya akan diintegrasikan juga dengan KA Bandara Internasional Adi Soemarmo. Bahkan akan ada tambahan jam perjalanan pagi dan sore yang terintegrasi dengan KA Perintis Solo-Wonogiri.

"Di jalur Solo-Wonogiri ini kita tingkatkan rel yang semula R.33 dan R.42 menjadi R.54. Sehingga kecepatan maksimal yang sebelumnya 30 km/jam bisa mencapai 60 km/jam," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Utama KAI Commuter, Roppiq Lutzfi Azhar, mengatakan telah menghidupkan lagi sejumlah stasiun yang dahulunya tidak digunakan untuk pemberhentian KA Prameks.

"Kami aktifkan kembali Stasiun Gawok, Stasiun Srowot, Stasiun Ceper, Stasiun Brambanan, yang dulu tidak diakses Prameks. Fasilitas juga kami perbaiki. Dan ternyata cukup banyak juga penumpangnya, walaupun tidak sebanyak di Balapan atau Stasiun Yogyakarta," pungkasnya.




(bai/aku)


Hide Ads