Sebuah video yang menunjukkan warga menyanyikan lagu berisi keluhan gegara air hitam pekat viral di media sosial. Air itu menghitam disebut gegara pencemaran limbah dan dikaitkan dengan pembangunan jalan.
Video viral itu berdurasi 1 menit 25 detik, dan berisi tentang keluhan warga terkait adanya air yang berwarna pekat, akibat tercemar limbah. Dalam video tersebut nampak warga menunjukkan jalan yang baru dibeton dan kemudian kondisi air di bak kamar mandi rumah.
Video tersebut juga diiringi curhatan warga sambil bernyanyi dengan mengubah lirik lagu yang berisi curhatan tentang air menghitam itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video tersebut diberi judul 'Nelongso Mergo Toyo' atau nelangsa karena air. Berikut liriknya:
Dalane alus, seneng rasane (jalanya halus, senang rasanya). Tapi kok banyune koyo ngene (tapi kok airnya seperti ini). Tulung dipikirke solusine (tolong dipirkan jalan keluarnya). Men iso bali koyo maune (biar bisa kembali lagi seperti semula). Men iso bali koyo maune (biar bisa kembali lagi seperti semula). Nyoro gel nyoro (susah teramat susah). Yen koyo ngene (kalau seperti ini). Aku ra ngiro bakal ko kie (aku tidak mengira akan seperti ini). Yen ngene terus mumet sirahku (kalau seperti ini terus menerus pusing kepalaku).Mergo gal dino mikiri banyu (karena setiap hari harus berpikir soal air). Mergo gal dino mikiri banyu (karena setiap hari harus berpikir soal air)
"Mugo-mugo ndang normal koyo maune banyune bening nggo adus kinclong ura nambah ireng (semoga cepat normal seperti semula airnya bening agar bisa buat mandi bisa bersih tidak justru hitam)," tutup pria yang diduga perekam video tersebut.
Konfirmasi detikJateng
Dari penelusuran detikJateng, video itu diambil di perumahan warga di Kelurahan Simbang Kulon gang 4, Kecamatan Buaran, Pekalongan. Salah seorang warga menyebut video itu diambil di kamar mandi miliknya.
"Saya tidak memviralkan, nggak tahu yang memviralkan siapa. Hanya saja memang kondisi itu terjadi pada kami, selama tiga bulan belakang ini," kata Ustaz Fahrudin (47) saat ditemui detikJateng di rumahnya, Kamis (3/3/2022).
![]() |
Fahrudin menyebut keluhan soal air menghitam tidak hanya dia alami, tapi ada banyak warga lainnya yang juga terdampak. "Kalau warga sini, memang tidak menggunakan ledeng atau PAM. Semuanya pakai sumur," terang dia.
Gegara air menghitam ini, sehari-hari Fahrudin terpaksa membeli air untuk memasak. Dia bahkan menumpang mandi di rumah kerabatnya yang airnya tidak tercemar.
"Air bersih untuk makan dan minum ya beli. Tapi kalau mandi, cuci saya numpang di rumah saudara, tetangga atau mertua yang airnya tidak tercemar," ungkap dia.
Keluhan senada disampaikan Mizbahudin (40). Mizbahudin menyebut kondisi pencemaran air sumur tersebut terjadi saat ada proyek pembangunan saluran air dan saluran limbah yang belum kelar.
"Sejak musim penghujan, kalau hujan air meluber meresap ke tanah dan masuk ke sumur. Air limbah tidak seperti biasanya bisa langsung mengalir karena adanya proyek itu," terang Mizbah.
Sementara itu, Ketua RT 20/RW 07 Simbang Kulon, Ali Sukron (42) membenarkan soal air di sumur warganya yang menghitam. Dia menyebut selain di RT-nya hal yang sama juga terjadi di RT 15/RW 5.
"Kalau di wilayah saya, belasan ada (sumur), yang laporan ke saya. Ini memang baru pertama terjadi," ucap Ali Sukron.
Sementara itu, Lurah Simbang Kulon Maladi maupun Sekda Kabupaten Pekalongan Yulian Akbar belum bisa dimintai konfirmasi soal keluhan pencemaran di sumur warga ini.
(ams/aku)