Kota Semarang masih menerapkan PPKM level 3. Belum ada banyak perubahan aturan pembatasan, hanya saja kini pembatasan ditambahkan untuk ASN Pemkot Semarang untuk WFH 50 persen.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi), mengatakan aturan masih sama dengan PPKM sebelumnya seperti toko modern tutup jam 21.00 WIB, restoran tutup jam 22.00 WIB, dan lainnya. Namun kini ada tambahan untuk work from office (WFO) dan work from home (WFH) bagi ASN Pemkot Semarang.
"Jadi keputusannya Perwal hampir sama, tapi saya ada tambahan, ASN kita buat 50 persen WFO ya. Jadi 50 persen online dari rumah, 50 persen ke kantor," kata Hendi usai menghadiri acara BKKBN di Hotel Po Semarang, Selasa (1/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendi menjelaskan pembelajaran tatap muka (PTM) tetap diselenggarakan seperti sebelumnya atau dengan kuota 50 persen. Dari hasil evaluasi PTM dinilai masih berjalan baik, meski ada 2 atau 3 sekolahan yang harus dihentikan kegiatannya gegara COVID-19.
"Sejauh ini masih terkendali. Secara keseluruhan menghentikan belum ada rencana. Tapi kemarin ada 2 atau 3 sekolah yang kita minta ditutup dievaluasi karena pada saat dilakukan PCR dan swab acak ada siswa-siswinya yang terkena COVID," ujarnya.
Hendi lalu menjelaskan soal kondisi kasus COVID-19 Kota Semarang, dia menyebut ada tren penurunan. Hendi berharap kasus Corona di Semarang terus turun sesuai analisa dinkes yang menyebut awal Maret kasus COVID akan terus turun.
"COVID per hari ini turun ya. Kita sudah di angka 500-an sekian. Seminggu lalu sampai 1.100, naik turun tapi cenderung turun. Ya harapan kita sudah di tren turun karena di kota besar lain turun bahkan secara nasional jumlah penderita menurun tajam," ujar Hendi.
Sementara itu dari web resmi siagacorona.semarangkota.go.id pukul 13.18 WIB menyebutkan kasus warga Kota Semarang yang terpapar Corona yaitu 516 warga, kemudian warga luar kota yang dirawat di Kota Semarang yaitu 250 orang. Sehingga total ada 766 orang.
(ams/sip)