Kondisi Terkini Banjir di Temulus dan Tanjung Karang Kudus

Kondisi Terkini Banjir di Temulus dan Tanjung Karang Kudus

Dian Utoro Aji - detikJateng
Selasa, 01 Mar 2022 09:35 WIB
Kondisi banjir di Desa Tanjung Karang Kecamatan Jati, Kudus, Selasa (1/3/2022).
Kondisi banjir di Desa Tanjung Karang Kecamatan Jati, Kudus, Selasa (1/3/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Kudus -

Banjir yang melanda dua desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kemarin berangsur surut. Tampak masih ada genangan air yang masih menggenangi jalan di permukiman warga.

Pantauan detikJateng di Desa Tanjung Karang Kecamatan Jati, Selasa (1/3/2022) pagi ini, banjir telah surut. Tidak ada genangan banjir permukiman warga RT 3 RW 1 seperti kemarin.

Selain itu banjir di Desa Temulus Kecamatan Mejobo juga sudah surut. Genangan banjir hanya tersisa di depan rumah warga. Sisa-sisa lumpur pun terlihat di rumah warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Desa Temulus, Suharto, mengatakan banjir yang terjadi pada Senin (28/2) kemarin karena Sungai Dawe di sekitar desanya meluap akibat curah hujan tinggi.

"Sekitar ada 50 rumah kemasukan air, mulai RT 2, RT 3 RW 1 Desa Temulus," ujar Suharto kepada detikJateng ditemui di lokasi, hari ini.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan genangan banjir sudah surut hanya menyisakan beberapa titik genangan air di depan rumah-rumah warga. Hal tersebut karena air sisa banjir tidak bisa mengalir ke saluran air.

"Kemarin membutuhkan bantuan, semuanya darurat, saya selaku kepala desa juga memikirkan ini kan ada anggaran bencana darurat skala lokal desa, nanti mungkin kita bisa bantu makanan mi instan supaya diberikan ketenangan kepada masyarakat," ujar Suharto.

Suharto berharap agar ada normalisasi Sungai Dawe yang saat ini kondisinya dangkal. Selain itu dia menilai tanggul di sungai itu perlu dibuat lebih tinggi. Talud yang perlu diperbaiki, kata dia, panjangnya mencapai 150 meter.

"Kemarin turun hujan merata dan terjadi banjir, pas di hilir di Desa Temulus ini banyak tanggul yang harus dibenahi karena sedimen sungai ini pendangkalan sedangkan talud yang dulu dibangun saat ini sudah tidak memenuhi standar lagi," kata Suharto.

"Maka dari itu kami komunikasi dengan BBWS supaya untuk menambah talud, minimal satu meter (ketinggiannya). Nanti kalau ada banjir tidak melintas seperti kemarin, sehingga menggenangi rumah warga," terang dia.

Menurutnya sejumlah kepala desa yang dilintasi Sungai Dawe sepakat mengusulkan dilakukan normalisasi. Kata dia pihaknya pun sudah mengusulkan kepada dinas terkait sejak tahun 2020 lalu. Namun hingga kini belum ada realisasi.

"Sungai Dawe sudah dangkal, yang pertama harus dilakukan normalisasi, kedua penambahan talud. Pengusulan normalisasi sudah, saya sudah dua tahun kami usulkan tapi sampai saat ini belum ada realisasi, khusus Sungai Dawe belum," ucap Suharto.

"Karena hasil kesepakatan Kepala Temulus, Mejobo, Golantepos sepakat bahwa Sungai Dawe dan Piji mulai dari hulu dan hilir harus dinormalisasi," harap dia.

Diwawancara terpisah, Bupati Kudus, HM Hartopo, mengatakan normalisasi sungai bukan menjadi kewenangan dari pemerintah daerah. Namun kata dia, pemerintah daerah sudah berkoordinasi dengan BBWS soal pengusulan normalisasi sungai.

"Tentunya dalam hal ini bukan kewenangan kami Pemkab Kabupaten Kudus. Ini pun kita upaya karena alat kita terbatas untuk menormalisasi sungai, banyak kita pinjamkan, supaya dibantu di desa supaya menormalisasi sendiri dengan izin BBWS," terang Hartopo kepada wartawan ditemui di Pendapa Kudus hari ini.

"Karena kita berkoordinasi terus dengan BBWS bagaimana supaya segera dinormalisasi. Saat ini ada normalisasi secara sebagian bukan menyeluruh," sambung dia.

Hartopo berharap agar segera ada normalisasi sungai. Apalagi saat turun hujan di wilayah Kudus rawan terjadi banjir. Dia juga mengajak masyarakat untuk bersih-bersih sungai agar tidak tersumbat sampah.

"Ini harapannya juga masyarakat bersih-bersih sungai juga dilakukan untuk setiap hari Jumat atau apa, tentunya akan kita libatkan kades langsung, jangan sampai ada sampah menghambat aliran sungai, agar tidak gampang melimpas ke jalan," tambah Hartopo.

Diberitakan sebelumnya, curah hujan tinggi menyebabkan banjir di Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Hingga kini ada dua desa di Kudus yang dilanda banjir.

"Ada 70 rumah terlimpas dan 50 rumah warga kemasukan air," Kasi Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kudus, Munaji saat dihubungi wartawan lewat pesan singkat, Senin (28/2).




(sip/sip)


Hide Ads