Senin Kliwon 28 Februari 2022: Lemah Lembut-Memesona Lawan Jenis

Penanggalan Jawa

Senin Kliwon 28 Februari 2022: Lemah Lembut-Memesona Lawan Jenis

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 28 Feb 2022 05:00 WIB
Ilustrasi kebudayaan Jawa.
Ilustrasi. Foto: dok. Kemenparekraf
Solo -

Hari ini, Senin (28/2/2022) bertemu dengan pasaran Kliwon. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 26 Rejeb 1955, berada di Tahun Alip, Windu Sancaya dan Wuku Wayang.

Weton (hari kelahiran) Senin Kliwon memiliki neptu 12. Pemilik weton ini perangainya ramah, sopan, lemah lembut, pandai menguntai kata-kata.

Namun, weton ini juga mudah menyesal, gampang tersinggung tapi mudah pula memberi maaf dan melupakan dendam kesumat. Watak lain yang menonjol, umumnya mereka berbakti terhadap orang tua serta baik kepada sanak saudaranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pangarasan pada weton ini adalah Aras Kembang. Artinya gampang tampa sihing panggedhe, "mudah menerima asihnya atasan atau pimpinan." Hal ini disebabkan oleh perasaannya yang halus sehingga mengundang simpati banyak orang, terlebih memesona terhadap lawan jenisnya.

ADVERTISEMENT

Adapun Pancasuda, Satriya Wirang. Luhur budinya tetapi sering mendapat malu atau dipermalukan orang sehingga kurang berwibawa.

Sedangkan karakter berdasarkan wuku, hari ini ada pada Wuku Wayang. Lambang dewanya Bathari Sri, sandang pangannya melimpah, dermawan, hormat kepada sesama, sangat berhati-hati, enak bicaranya, serta disenangi banyak orang.

Air di jembangan ada di depan dan duduk di air, hatinya sejuk dan sangat sabar, serba kecukupan sandang pangannya, tetapi cenderung diperlihatkan.

Pohonnya cempaka, tidak ada yang benci. Semua cinta dan sayang padanya. Burungnya ayam hutan, menjadi piaraan orang besar, bicaranya serba menyenangkan dan enak didengar, siapa saja yang melihatnya tertarik, dipercaya dan dikasihi atasannya, serta tampak berwibawa dan sigap.

Membelakangi senjata, sifatnya mudah di depan tapi sulit di belakang. Bagaikan pelita yang menyala menerangi langit dan bumi, wataknya selamat dan banyak ilmu.

Lambangnya sinar yang berjalan, wataknya menjadikan iri orang lain. Pantangannya selama tujuh hari saat wukunya berlangsung tidak boleh memanjat atau beraktivitas yang menuju arah atas atau naik.

(Oleh: Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo)




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads