Minggu Wage 27 Februari 2022: Pantangan 7 Hari Jangan Memanjat

Penanggalan Jawa

Minggu Wage 27 Februari 2022: Pantangan 7 Hari Jangan Memanjat

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 27 Feb 2022 04:20 WIB
Serat Primbon Mangkuprajan, Surakarta, Minggu (16/7/2017).
(Ilustrasi). Serat Primbon Mangkuprajan. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng
Solo -

Hari ini, Minggu (27/2/2022) bertemu dengan pasaran Wage. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 25 Rejeb 1955, berada di Tahun Alip, Windu Sancaya dan Wuku Wayang.

Weton (hari kelahiran) Minggu Wage atau Ahad Wage memiliki neptu 9. Pada umumnya pemilik weton ini perangainya suka menolong dengan tulus ikhlas. Oleh karena pembawaannya yang penyabar dan manis tutur katanya, tak mengherankan jika dia mempunyai banyak sahabat.

Pangarasan pada weton ini adalah Lakuning Angin. Wataknya peduli terhadap segala kondisi, pandai mengambil hati orang, tetapi menakutkan jika sedang marah Sedangkan Pancasuda, Satriya Wibawa. Artinya, dihormati orang karena kemuliaan dan keluhurannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun karakter berdasarkan wuku, hari ini ada pada Wuku Wayang, lambang dewanya Bathari Sri, sandang pangannya melimpah, dermawan, hormat kepada sesama, sangat berhati-hati, enak bicaranya, serta disenangi banyak orang.

ADVERTISEMENT

Air di jembangan ada di depan dan duduk di air, hatinya sejuk dan sangat sabar. Serba kecukupan sandang pangannya, tetapi cenderung diperlihatkan.

Pohonnya cempaka, tidak ada yang benci. Semua pada cinta dan sayang padanya. Burungnya ayam hutan, menjadi piaraan orang besar, bicaranya serba menyenangkan dan enak didengar, siapa saja yang melihatnya tertarik, dipercaya dan dikasihi atasannya, serta tampak berwibawa dan sigap.

Membelakangi senjata, sifatnya mudah di depan sulit di belakang. Bagaikan pelita yang menyala menerangi langit dan bumi, wataknya selamat dan banyak ilmu. Lambangnya sinar yang berjalan, wataknya menjadikan iri orang lain.

Pantangannya, selama tujuh hari saat wukunya berlangsung tidak boleh memanjat atau beraktivitas yang menuju ke atas atau naik.

(Oleh: Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo)




(dil/dil)


Hide Ads