Ini Sederet Alasan Rusia Invasi Ukraina Menurut Pengamat UGM

Ini Sederet Alasan Rusia Invasi Ukraina Menurut Pengamat UGM

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Jumat, 25 Feb 2022 18:28 WIB
A woman walks around the wreckage of an unidentified aircraft that crashed into a house in a residential area, after Russia launched a massive military operation against Ukraine, in Kyiv, Ukraine February 25, 2022. REUTERS/Umit Bektas
Kyiv, Ukraina, Jumat (25 Februari 2022). Foto: REUTERS/UMIT BEKTAS
Sleman -

Menurut pengamat hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhadi Sugiono, Rusia menyerang Ukraina karena Ukraina adalah benteng terakhir yang memberikan ruang kosong antara Rusia dengan NATO.

"Itulah mengapa Rusia menjadi begitu geram dengan keinginan Ukraina (menjadi anggota NATO). Kalau Ukraina ini menjadi anggota NATO, berarti Rusia akan berhadapan langsung di perbatasan dengan NATO," kata Muhadi saat dihubungi wartawan, Jumat (25/2/2022).

Muhadi mengatakan, kekecewaan Vladimir Putin saat ini cukup beralasan. Saat Mikhail Gorbachev menjadi presiden Uni Soviet, ketika Tembok Berlin akan diruntuhkan, Gorbachev meminta jaminan NATO tidak akan melakukan ekspansi keanggotaan ke timur, ke wilayah bekas Uni Soviet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi (jaminan) itu kan tidak terjadi. NATO menambah banyak anggota, kemudian Uni Eropa juga melakukan ekspansi ke timur termasuk ke Ukraina,
meskipun belum menjadi anggota NATO, belum menjadi anggota Uni Eropa. Dia (Ukraina) sudah memperoleh associated aggrement yang itu menjadi langkah awal sebelum menjadi anggota Uni Eropa," urainya.

Menurut Muhadi, itu yang menjadi faktor yang sensitif. Sebab, Rusia seperti terkepung atau akan terisolir. Oleh karena itu, di dalam perundingan-perundingan awal krisis, Rusia menekankan pentingnya jaminan bahwa NATO tidak akan memasukkan Ukraina ke dalam keanggotaan NATO.

ADVERTISEMENT

"Tapi Amerika tidak ingin hal itu terjadi. Amerika maunya tanpa syarat. Rusia harus menarik pasukannya dari sana dan tanpa syarat apapun gitu. Dan, Rusia punya kebutuhan yang serius bahwa Rusia membutuhkan jaminan keamanan itu dengan tidak menjadikan Ukraina menjadi bagian dari NATO. Tetapi ini yang Amerika nggak mau," jelasnya.

Muhadi menambahkan, yang cukup merisaukan sekarang ini adalah Amerika juga mengirimkan pasukan ke Eropa.

"Nah jadi ini ada kemungkinan, bisa terjadi eskalasi juga gitu. Ini yang berbahaya. Ini kalau kita bicara tentang perang dunia ketiga itu ya di situ itu kemungkinannya," katanya.

Eskalasi yang dimaksudkan Muhadi adalah ketika rudal Rusia mengenai negara anggota NATO. Hal itulah yang nantinya bakal jadi pemicu pecahnya perang dunia.

"Eskalasi itu, misalkan rudal Rusia ternyata masuk ke wilayah salah satu negara NATO, kan Ukraina itu sebelahnya sudah (anggota) NATO semua itu. Nah itu kalau satu negara anggota NATO itu terkena, ya sudah NATO punya alasan untuk masuk ke sana," tegasnya.

Untuk mengetahui perkembangan berita Rusia serang Ukraina simak di sini.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads