Di tengah situasi kasus COVID-19 yang meningkat pesat, Pemkot Solo tetap menggelar Kirab Boyong Kedhaton memperingati HUT ke-277 Kota Solo. Berbeda dari tahun-tahun sebelum pandemi, gelaran kirab tak seramai biasanya.
Pantauan detikJateng, kirab dimulai dari Benteng Vastenburg menuju Balai Kota Solo yang jaraknya sekitar 300 meter. Pesertanya tak sampai 150 orang.
Para peserta terdiri dari pasukan khas keraton, pemain musik, pasukan pembawa patung gajah dan kuda, kereta kuda, sejumlah wanita pembawa jenang, sesajen dan pohon beringin. Sampai di Balai Kota, masing-masing pasukan beraksi di depan tamu undangan. Ada aksi teatrikal hingga tari-tarian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, jumlah penonton yang berada di kawasan Balai Kota Solo juga tidak membeludak. Terlihat Satpol PP dan kepolisian berjaga di depan Balai Kota agar penonton tidak berkerumun.
![]() |
Adapun kirab ini melambangkan perpindahan Keraton Kartasura yang hancur usai peristiwa Geger Pecinan menuju Desa Sala. Raja Pakubuwono II kemudian memberi nama Desa Sala sebagai Surakarta Hadiningrat.
Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengatakan kegiatan tersebut tetap digelar dengan banyak pembatasan. Selain itu, kirab ini merupakan peringatan penting bagi Kota Solo.
"Kegiatan ini kan sudah dijadwalkan. Sependek apapun rutenya, walaupun hanya sebentar, tetap harus dilaksanakan. Karena boyong kedhaton ini kan sejarah penting bagi Kota Solo," kata Teguh kepada detikJateng, Kamis (17/2/2022).
Acara kirab Boyong Kedhaton HUT ke-277 Kota Solo ini berlangsung selama hampir 1 jam. Usai acara, penonton dan peserta langsung meninggalkan lokasi.
(aku/ahr)