Polda Jawa Tengah (Jateng) menyebut situasi terkini di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo kondusif. Program trauma healing pun dilaksanakan bagi warga dan anak usai bentrok pada Selasa (8/2) lalu.
"Update situasi Desa Wadas hasil laporan dari anggota kami di Wadas dan sampai saat ini kondusif dan sangat adem ayem. Beberapa upaya pendekatan ke masyarakat dan mendekatkan kembali komunikasi sosial antarwarga terus kami lakukan, termasuk upaya-upaya TNI/Polri yang saat ini masih berlangsung," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes M Iqbal Alqudusy dalam video yang ditayangkan di akun Twitter resmi Polda Jateng, Rabu (16/2/2022).
Dalam video tersebut, Iqbal mengatakan pihaknya bersama TNI saat ini menggelar bakti sosial di Desa Wadas. Di antaranya pembersihan masjid dan pembagian alat ibadah, pembangunan 300 jamban, hingga pembuatan sumur bor di 5 lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini dilaksanakan vaksinasi khusus untuk anggota warga masyarakat yang belum melaksanakan vaksin maupun belum melaksanakan vaksin booster. Selain itu kami laksanakan trauma healing khususnya kepada anak-anak dan keluarga dalam rangkaian kegiatan psikoedukasi yang dilaksanakan pada seluruh warga di Wadas saat ini masih berlanjut," terangnya.
Lewat akun Twitternya, Polda Jateng juga menampilkan potongan video kegiatan trauma healing yang digelar di salah satu SD pada Selasa (15/2) kemarin. Tampak personel polisi dan anak-anak SD itu diajak berjoget dan dibagikan bingkisan.
Dalam video itu juga ditampilkan momen anak-anak bermain dengan personel polisi. Ada pula pembagian masker dan bingkisan untuk anak dan warga yang digelar di luar sekolah. Tampak petugas polwan juga berfoto memeluk seorang nenek dari Desa Wadas.
Polda Jawa Tengah memberikan Psikoedukasi kepada anak-anak yang berada di SDN Wadas untuk membangun kembali suasana yang nyaman.#MelayaniDalamPengabdian
β Polda Jateng (@poldajateng_) February 16, 2022
Mengayomi Jaga Kamtibmas pic.twitter.com/lScrFEbUbj
Sebelumnya diberitakan, Komunitas Solidaritas Perempuan Kinasih (SP Kinasih) yang menjadi pendamping warga WAdas penolak tambang andesit menyebut dari puluhan warga yang ditangkap, ada 13 anak yang turut diamankan.
"Yang perlu saya sampaikan adalah sampai detik ini ada 13 anak-anak yang ditahan," kata perwakilan SP Kinasih yang tidak mau disebut namanya saat jumpa pers dari YLBHI secara daring, Kamis (10/2).
SP Kinasih menyebut anak-anak yang ditangkap itu berusia sekitar 15-17 tahun. Dia menyebut kondisi itu memunculkan ketakutan terhadap anak-anak lain yang berusia sebaya.
"Dan itu memunculkan trauma, ketakutan yang luar biasa kepada anak-anak lain yang seusia mereka, karena mereka yang ditahan itu rata-rata usia 15-17 tahun," jelasnya.
"Otomatis itu membuat teman yang lainnya sebaya tidak aman ketika dia harus keluar rumah karena penangkapan itu tidak pandang bulu," imbuhnya.
(ams/aku)