PVMBG Rekomendasikan Kawasan Tanah Gerak Dermasuci Dikosongkan Sejak 2017

PVMBG Rekomendasikan Kawasan Tanah Gerak Dermasuci Dikosongkan Sejak 2017

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 14 Feb 2022 08:54 WIB
Puluhan rumah di Kabupaten Tegal rusak terdampak tanah bergerak. Menurut PMI Kabupaten Tegal, sekitar 200 warga mengungsi akibat bencana tersebut.
Puluhan rumah di Kabupaten Tegal rusak terdampak tanah bergerak. Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Tegal -

Tanah bergerak mengakibatkan 97 rumah di Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, rusak. Imbasnya, warga terpaksa mengungsi karena rumah yang mereka huni rusak.

"Bencana tanah bergerak di Desa Dermasuci ini dimulai terjadi sejak beberapa hari lalu sampai puncaknya tadi pagi hari ini Minggu. Rumah rusak yang teridentifikasi sementara 97 rumah," kata Kepala Desa Dermasuci, Mulyanto, saat ditemui di Posko Bencana, Minggu (13/2/2022).

Sejatinya, fenomena di Desa Dermasuci itu bukan pertama kalinya terjadi. Fenomena yang sama juga pernah terjadi pada 2014 dan 2017 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari laman Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah membuat kajian mengenai fenomena itu.

"Jenis gerakan tanah berupa rayapan yang dicirikan oleh adanya retakan dan amblesan pada lereng bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah pada lokasi bencana," tulis laman itu pada 08 Februari 2017 seperti saat diakses detikJateng, pada Senin (14/2/2022).

ADVERTISEMENT

Pada peristiwa Januari 2017, sejumlah 22 rumah mengalami rusak berat hingga nyaris roboh. Selain itu 55 rumah lainnya mengalami rusak ringan. Fasilitas umum seperti kantor desa dan musala tak luput dari kerusakan.

Adapun penyebab pergerakan tanah itu ada 5 hal, yaitu curah hujan yang tinggi, sifat fisik batuan yang kurang kompak, kemiringan lereng yang terjal, struktur geologi yang intensif menyebabkan batuan mudah rapuh dan sistem drainase permukaan yang kurang baik.

"Gerakan tanah susulan masih berpotensi untuk terjadi di lokasi ini, terutama apabila terjadi hujan lebat yang berlangsung lama," tulis Badan Geologi dalam kajian yang dibuat pada 2017 itu.

Selanjutnya, Badan Geologi juga sudah memberikan rekomendasi atas penanganan terhadap potensi bencana itu, meliputi:

  • Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar lokasi longsoran agar selalu waspada terutama saat turun hujan intensitas tinggi terhadap potensi terjadi gerakan tanah susulan, jika diperlukan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman;
  • Masyarakat di sekitar lokasi bencana terutama pemukiman yang rusak berat dan rusak ringan agar dipindahkan (relokasi) ke lokasi yang aman dari ancaman bencana gerakan tanah;
  • Jenis gerakan tanah tipe rayapan umumnya jarang menimbulkan korban jiwa, namun demikian seringkali menyebabkan rusaknya bangunan dan ketidaknyamanan bertempat tinggal. Oleh karena itu jika pemukiman dipertahankan sebaiknya menggunakan bangunan konstruksi ringan (tipe rumah panggung)
  • Segera menutup retakan pada lahan dengan tanah lempung yang dipadatkan agar air permukaan tidak menjenuhi tanah;
  • Menata dan mengendalikan air permukaan pada lereng, agar air tidak masuk ke dalam tanah dan menjenuhi tanah dengan membuat saluran kedap air dan air dibuang (dialirkan) menjauhi lereng;
  • Masyarakat diharapkan terus memantau perkembangan retakan yang terjadi, apabila retakan terus berkembang diharapkan masyarakat segera mengungsi ke tempat yang lebih aman;
  • Melakukan penataan di sungai terutama di Dusun Dukuh Duren, dengan membersihkan sampah yang menghambat aliran air;
  • Pemasangan rambu rawan bencana gerakan tanah untuk meningkatkan kewaspadaan.



(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads