Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menggelar rapat koordinasi penanganan pedagang korban kebakaran relokasi pasar Johar MAJT di Balai Kota Semarang. Dalam rapat tersebut, perwakilan koordinator pertokoan Pasar Johar relokasi MAJT Simon mengungkapkan ada 393 pedagang yang menjadi korban kebakaran.
Dirinya pun meminta Wali Kota Semarang untuk memberikan perhatian khusus terhadap para korban kebakaran tersebut.
"Dari 393 pedagang yang menjadi korban, 263 pedagang sudah punya ijin untuk bisa segera menempati Pasar Johar, 130 pedagang belum, dan akan direlokasi di sekitar Pasar Kanjengan ke sebanyak 130 lapak, dengan masing-masing lapak luasnya 1,5 x 2 meter persegi. Untuk beban pedagang sebanyak 393 ini kami mohon pak wali bisa membantu pedagang," ujar Simon dalam keterangan tertulis, Kamis (10/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal tersebut, wali kota yang akrab disapa Hendi itu pun meyakinkan Pemerintah Kota Semarang akan berkomitmen untuk memberi perhatian pada pedagang yang menjadi korban kebakaran. Salah satunya terkait tempat relokasi untuk 130 pedagang yang belum dapat segera menempati Pasar Johar.
Pasalnya, pedagang yang terkena musibah kebakaran tersebut sebagian besar merupakan pedagang Dasaran Terbuka (DT), yang masih harus menunggu renovasi Shopping Center Johar (SCJ).
"Jadi maksimal 1 Maret sudah bisa masuk. Tanggal 1 Maret sebanyak 130 pedagang yang belum dapat undian tadi ada di lapak sementara," kata Hendi.
"Karena merupakan kejadian insidental, maka pembangunan tempat relokasi akan menggunakan Biaya Tidak Terduga (BTT) yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang," tambahnya.
Hendi menyatakan akan terus mengawal proses bantuan yang akan diberikan kepada para pedagang korban kebakaran pasar relokasi Johar di MAJT. Dalam rakor tersebut ia juga menjamin bantuan akan segera diberikan kepada pedagang.
"Kita sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Semarang termasuk Bank Jateng dengan CSR nya sampai 1 miliar 72 juta, dari PDAM ada Rp 350 juta, ada juga bantuan CSR dari salah satu perusda di provinsi Jawa Tengah, SPHCT sebanyak Rp 150 juta. Mungkin memang tidak banyak, namun saya sampaikan bahwa ini adalah tanda tresno kita supaya panjenengan bisa memulai berjualan lagi," jelasnya.
Ia menekankan soal transparansi agar bantuan yang diberikan benar-benar dikirim ke rekening Bank Jateng yang dimiliki oleh masing-masing pedagang.
"Bagi yang sudah memiliki rekening Bank Jateng kumpulkan ke Pak Nurkholis (Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang), bagi yang belum silakan hari ini atau besok buka rekening di Bank Jateng. Bantuan tambahan lainnya yaitu bantuan kredit yang bisa dipakai teman-teman untuk menambah modal kerjanya," pungkasnya.
Untuk skema bantuan permodalan, Hendi menjelaskan Bank Jateng telah menyiapkan skema kredit milenial, dengan syarat antara lain berusia 21 tahun hingga 45 tahun, memiliki KTP, dan kios di pasar Johar, serta tidak memiliki pinjaman di bank lain untuk modal kerja. Sedangkan, skema lain yang ditawarkan oleh Bank Jateng adalah pinjaman sampai dengan Rp 500 juta, serta skema kredit lain yang umum.
(akn/ega)