Banjir yang menggenang di Dusun Tugurejo, Desa Pait, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jateng, berangsur surut. Genangan air yang semula masih setinggi paha orang dewasa, kini berkurang hingga separuh. Bahkan, kendaraan mobil patroli Polres Pekalongan sudah mulai bisa menyusur ke jalan-jalan desa.
Sutari (51) warga setempat, menceritakan air sudah berangsur surut sejak semalam dan baru terasa surut pada Rabu (9/2/2022) siang ini.
"Sejak kemarin sudah surut, cuman masih tinggi. Biasanya satu minggu surutnya. Namun, kali ini terasa surut tadi malam dan siang tadi, sudah selutut. cuaca cerah juga," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, daerah tersebut memang telah menjadi langganan banjir sejak sekitar 30 tahun silam. Hal itu membuat masyarakat memilih untuk meninggikan rumahnya.
Namun, selama 5 tahun terakhir, banjir yang terjadi semakin tinggi. Rumah mereka tetap kemasukan air meski telah ditinggikan.
"Banjir tiap tahun dari tahun 1992, tapi masih di jalanan belum setinggi ini. Kalau lima tahunan ini, ya begini terus, masuk rumah," katanya.
Sutari yang tiap harinya bekerja serabutan dan buruh bangunan ini, mengaku sudah merasa jenuh setiap tahun rumahnya yang telah ditinggikan hampir 50 cm tersebut, kemasukan air.
"Ya tiap tahun seperti ini. Banjir akibat hujan dan luapan sungai. Ya kita jenuh juga," kaya Sutari.
"Kami berharap, pemerintah bisa mengatasi banjir yang setiap tahun ada ini. Sudah lama seperti ini menjadi langganan," katanya menambahkan.
Hal serupa diceritakan oleh warga lainnya, Tuti Harnati (43). Namun ia jauh lebih beruntung karena rumahnya sudah ditinggikan dari lainnya, sehingga satu keluarganya tidak mengungsi, hanya bertahan di kepungan banjir.
"Air masuk ke rumah sih, tapi tidak banyak. Di bawah lutut, kalau banjir besar. Tapi kami tidak mengungsi, karena masih ada tempat yang kering di dalam," ucapnya.
"Ya walaupun kering, masih kurang nyaman. Mau keluar rumah, semuanya banjir. Dapur juga banjir tidak bisa memasak. Setiap tahun memang seperti ini," imbuhnya.
Ia berharap kondisi yang dialami Dusun Tugurejo, Desa Pait, bisa diatasi karena telah terjadi cukup lama.
"Ya semoga pemerintah bisa lah. Ini kan sudah lama juga. Gimana caranya yang tahu kan mereka, kita warga tidak tahu hanya menjadi korban banjir," harapnya.
Sementara itu, dalam pers rilis yang diterima detikJateng, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq menyampaikan akan melakukan koordinasi dengan Pemprov Jateng untuk mencari solusi supaya ke depan tidak terjadi banjir kembali. Menurutnya, banjir akibat limpasan air Sungai Sragi yang merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
''Seharusnya ini hal yang harus segera dilakukan pembuatan tanggul. Untuk itu kita harus segera melaporkan hal ini kepada Pak Gubernur. Karena ini merupakan kewenangan pemerintah provinsi,'' jelas Fadia.
(ahr/rih)