YLBHI dan LBH Yogyakarta mengeluarkan pernyataan sikap keras terkait insiden kekerasan yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Selasa (8/2/2022) siang. Kedua lembaga pendamping warga tersebut menuding polisi melakukan penyesatan informasi dan Gubernur Ganjar melakukan kebohongan publik.
Dalam rilis yang diterima detikJateng, YLBHI-LBH menyebut hingga saat ini diketahui ada 40 warga yang ditangkap dengan cara disweeping. Selanjutnya, masih dalam rilis tersebut disebutkan bahwa 60 orang ditangkap oleh polisi saat mereka sedang melakukan doa bersama berupa istigasah.
YLBHI-LBH Yogyakarta juga menyebut polisi melakukan informasi ketika menyatakan bahwa penangkapan dilakukan karena warga tersebut membawa senjata tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan pernyataan Kabid Humas Polda Jateng yang menyatakan alasan penangkapan warga karena membawa sajam (senjata tajam) dan parang adalah penyesatan informasi. Pada faktanya berdasarkan informasi dari warga, polisi mengambil alat-alat tajam seperti arit, serta mengambil pisau yang sedang digunakan oleh ibu-ibu untuk membuat besek (anyaman bambu)," demikian ditulis dalam rilis, Selasa (8/2/2022) malam.
Tak cuma itu, YLBHI-LBH Yogyakarta dalam rilisnya juga menuding Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo melakukan pembohongan publik ketika menyatakan tidak ada kekerasan di Wadas.
"Bahwa pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di beberapa media yang menyatakan tidak ada kekerasan dan keberadaan kepolisian untuk melakukan pengamanan dan menjaga kondusivitas adalah pembohongan publik. Pada faktanya pengerahan ribuan anggota kepolisian masuk ke Wadas merupakan bentuk intimidasi serta kekerasan secara psikis yang dapat berakibat lebih panjang daripada kekerasan secara fisik," demikian disampaikan dalam rilis ke media.
Dalam berita sebelumnya, Polda Jateng menyampaikan bahwa pihaknya mengakui melakukan tindakan tegas dengan menangkap 23 orang yang dianggap berbuat anarkistis. Mereka dibawa ke Polsek Bener untuk diinterogasi.
"Petugas kemudian mengamankan beberapa warga yang akan anarkis dan diketahui mereka membawa sajam (senjata tajam) dan ada juga melawan serta menghalangi petugas," demikian disampaikan Kasubid Penmas Bid Humas Polda Jateng AKBP Dwi Retnowati, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/2/2022) siang.
Sedangkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, merespons 'colekan' sejumlah akun media sosial terkait kondisi di Desa Wadas hari ini. Terkait hal itu, Ganjar mengaku sudah berkomunikasi dengan Komnas HAM. Dia menjelaskan tidak ada yang perlu ditakuti.
"Sudah kita bicarakan, Komnas HAM sudah kita undang, kita ngobrol juga sudah baik-baik. Ini hanya pengukuran saja kok jadi tidak perlu ada yang ditakuti," kata Ganjar seperti dikutip dari detikJateng, Selasa (8/2/2022).
"Kita sudah komunikasi bahkan waktu itu kita minta yang jadi host-nya Komnas HAM, jadi netral to. Sayang saja waktu itu tidak semua mau datang, jadi jangan khawatir, ada niatan baik, tidak akan ada kekerasan. Siapa pun tolong letakkan pada pondasi yang sama. Teman-teman mau ngukur, sehingga nantinya soft-lah semuanya," ujar dia.
(mbr/mbr)