Corona di Kudus Tembus 32 Kasus Aktif, Mayoritas Klaster Keluarga

ADVERTISEMENT

Corona di Kudus Tembus 32 Kasus Aktif, Mayoritas Klaster Keluarga

Dian Utoro Aji - detikJateng
Senin, 07 Feb 2022 17:55 WIB
Bupati Kudus HM Hartopo dan Forkopimda melaporkan perkembangan kasus COVID-19, Senin (7/2/2022)
Bupati Kudus HM Hartopo dan Forkopimda melaporkan perkembangan kasus COVID-19 (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Kudus -

Kasus penyebaran virus Corona atau COVID-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah hari ini tembus di angka 34 orang. Bupati Kudus HM Hartopo menyebut lonjakan kasus ini disebabkan karena klaster keluarga.

"Rata-rata dari (klaster) keluarga," kata Bupati Kudus HM Hartopo kepada wartawan di Pendapa Kabupaten Kudus saat ditanya terkait klaster penyebaran Corona, Senin (7/2/2022).

Mengutip dari data corona.kudus per Senin (7/2) pukul 12.00 WIB terdapat kasus COVID-19 sebanyak 34 kasus aktif. Dari jumlah tersebut terdiri dari lima orang dirawat di rumah sakit, dan 29 orang sedang menjalani isolasi.

Dia menjelaskan per hari ini ada penambahan kasus sebanyak sembilan orang terkonfirmasi COVID-19. Di antaranya tiga orang dirawat di rumah sakit dan enam orang menjalani isolasi mandiri.

Hartopo tidak memerinci pasti jumlah klaster yang berasal dari keluarga. Meski begitu, dia memastikan di Kudus belum terdeteksi varian Omicron.

"Kasus COVID-19 ini sudah mulai meningkat lagi, walaupun saat ini belum terdeteksi Omicron, tapi kesannya daerah lain angka COVID-19 hampir 100 persen Omicron," terang Hartopo.

"Tentunya Omicron ini lebih ganas penularannya daripada varian Delta, tolong disiplin masalah protokol kesehatan, jangan sampai membuka masker di sembarang tempat," sambung dia.

Hartopo mengatakan sudah menyiapkan rumah sakit untuk penanganan pasien terpapar COVID-19, mulai dari ruang ICU hingga tempat isolasi terpusat. Hartopo mengaku belajar dari pengalaman lonjakan kasus COVID-19 tahun lalu.

"Persiapan terkait BOR rumah sakit, ICU dan semua SDM kita siapkan termasuk APD, itu nanti sudah ada sendiri," jelas dia.

"Kudus ini pernah menjadi zona gelap, lonjakan COVID-19 luar biasa, ini merupakan pengalaman luar biasa untuk kami ini, dan ini kita gerakkan. Kemarin yang abai kita gerakkan kembali, mulai jogo tonggo, dari hulu sampai hilir, sampai tingkat RT kita gerakan, gotong royong kita tingkatkan bersama," ujar dia.

Kudus Kaji PTM di Sekolah

Hartopo mengaku masih akan mengkaji pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Termasuk skenario akan mengurangi jumlah peserta siswa yang mengikuti PTM langsung atau bahkan menghentikan sementara.

"Terkait sekolah PTM kita tegaskan, selama ini kita kaji lagi, terutama PTM, satgas ini, ternyata sidak belum maksimal, kita perlu tugaskan lagi, dari dinas ini saya segera membuat edaran terkait itu. Terkait PTM akan dihentikan atau kapasitasnya dikurangi akan kita kaji bersama forkompinda," ucap dia.

Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kudus, Nasiban, menyebut sudah mengirim delapan sampel untuk dites whole genome sequencing (WGS) guna mengetahui kemungkinan varian baru Omicron. Namun hingga kini pihaknya masih menunggu hasil.

"Selama ngirim WGS ada sekitar delapan hasilnya Delta. Belum ada Omicron," kata Nasiban ditemui di Pendapa Kabupaten Kudus siang ini.



Simak Video "Penampakan Tanggul Sungai Dawe Kudus Jebol dan Banjiri Ratusan Rumah"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/rih)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT