Klaster Pendidikan di Sleman Meluas, PTM di 6 Sekolah Dihentikan

Klaster Pendidikan di Sleman Meluas, PTM di 6 Sekolah Dihentikan

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Senin, 07 Feb 2022 16:19 WIB
Petugas mengevakuasi puluhan siswa dan guru sekolah di Sleman yang terpapar COVID-19.
Petugas mengevakuasi puluhan siswa dan guru sekolah di Sleman yang terpapar COVID-19. (Foto: dok BPBD Sleman)
Sleman -

Kasus COVID-19 di Kabupaten Sleman yang berasal dari klaster pembelajaran tatap muka (PTM) terus meluas. Hingga saat ini sudah ada 6 sekolah yang harus menghentikan PTM karena adanya temuan kasus Corona.

"Yang ada laporan kasus Corona, kami minta daring dulu. Ada enam sekolah. PTM daring ya selama 2 minggu sejak pertama ditemukan kasus," kata Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana saat dihubungi wartawan, Senin (7/2/2022).

Ery mengatakan pihaknya mewanti-wanti untuk selalu menerapkan protokol kesehatan ketat. Baik di sekolah maupun ketika sudah di rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekolah mengingatkan orang tua, di rumah harus dipatuhi betul. Di SOP juga sudah ada kita wanti-wanti kalau ada keluarga yang flu, anak nggak usah masuk sekolah dulu atau guru yang di keluarganya flu nggak usah mengajar dulu," katanya.

Ery kemudian memerinci temuan klaster PTM pertama di sekolah Al Azhar. Bermula dari 1 siswa boarding yang positif dan kemudian dilakukan tracing hingga saat ini ditemukan kasus positif sebanyak 74 orang baik dari siswa maupun guru.

ADVERTISEMENT

"Dulu yang pertama di SMP Al Azhar yang boarding. Sudah masuk isolasi di isoter Asrama Haji dan tracing-nya sudah selesai," kata Ery.

Kemudian, klaster PTM selanjutnya ditemukan di SMPN 2 Depok. Bermula pada tanggal 31 Januari ada 1 orang karyawan Tata Usaha terpapar COVID-19 melalui pemeriksaan mandiri. Kemudian dilaksanakan tracing baik bagi guru maupun siswa.

"Kontak erat dengan jumlah 29 orang dari guru dan TU ditemukan 3 orang positif termasuk kepala sekolah. Kemudian untuk siswa tidak ada," katanya.

Klaster selanjutnya ditemukan di SD Salman Al Farisi Mlati. Awalnya ditemukan 1 orang anak terpapar COVID-19. Kemudian dilakukan tracing untuk satu kelas dan ditemukan 7 siswa positif dan 1 guru positif.

"Semuanya sudah isoman di rumah sudah berjalan 4 hari dan kondisinya baik-baik saja," ungkapnya.

Selanjutnya, di SD Lukmanul Hakim Ngaglik pada 29 Januari 2022 ditemukan 1 orang siswa terpapar Corona. Kemudian dilakukan tracing terhadap 49 siswa dan 10 guru.

"Didapati kasus terpapar 8 siswa positif dan 1 guru positif dan sudah isoman," ucapnya.

Ery melanjutkan, kasus penularan COVID-19 juga ditemukan di SMPN 1 Ngaglik. Bermula pada 31 Januari 2022 ada 1 orang guru yang baru pulang dari perjalanan luar kota. Setelah periksa mandiri dinyatakan terpapar COVID-19. Tracing kemudian dilakukan terhadap guru dan siswa.

"Hasilnya keluar ada 3 orang guru yang positif. Ditambah yang awal total 4 guru," urainya.

Ternyata, lanjut Ery, ketiga guru yang dinyatakan positif itu sempat mengajar di beberapa kelas. Setelah dilakukan tracing kontak erat ditemukan siswa yang juga terpapar.

"Ketiga guru itu sudah mengajar di kelas lain dan 200-an siswa di-tracing, hasilnya 4 orang positif," katanya.

Kemudian terakhir di SDN Cebongan. Pihak Disdik mendapat laporan ada 4 siswa yang dinyatakan positif.

Ery menambahkan, sejauh ini belum ada laporan penambahan kasus dan masih menunggu hasil tracing keluar. Untuk sementara proses belajar mengajar di sekolah yang ditemukan kasus Corona dialihkan menjadi pembelajaran daring hingga 2 pekan dari kasus pertama ditemukan.

"Semua yang positif sudah isolasi baik di rumah maupun isoter dan semuanya terpantau kondisinya baik-baik saja," pungkasnya.




(ahr/rih)


Hide Ads