Pendaftar ibadah haji di Boyolali turun drastis selama pandemi COVID-19, bahkan mencapai 50 persen dibanding saat sebelum pandemi. Meski begitu, waktu tunggu untuk ibadah haji menjadi lebih panjang.
"Berdasarkan data di tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19, jumlah pendaftar ibadah haji ada 3.102 pendaftar. Tahun-tahun sebelumnya juga berkisar tiga ribu," kata Kasi Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Boyolali, Asikin kepada wartawan di Boyolali, Kamis (3/2/2022).
Asikin mengatakan pada 2020 lalu jumlah pendaftar haji di wilayahnya turun menjadi 1.189 orang. Lalu pada tahun 2021 jumlah pendaftar sedikit meningkat menjadi 1.576 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Warga Jateng! detikcom Hadir untuk Kamu |
Asikin menduga turunnya animo masyarakat untuk mendaftar haji dipengaruhi oleh turunnya perekonomian yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19.
Di sisi lain, pandemi COVID-19 ini juga berdampak pada waktu tunggu pemberangkatan haji yang awalnya diperkirakan sekitar 28 tahun. Namun, gara-gara selama dua tahun pandemi ini tidak ada pemberangkatan ibadah haji, waktu tunggu juga semakin lama.
"Dulu sebelum pembatalan pemberangkatan (jemaah calon haji) itu kita menunggu 28 tahun, kalau ditambah 2 tahun lagi (pandemi COVID) ya otomatis tambah 2 tahun, jadi 30 tahun. itu se-Jawa Tengah," terang dia.
"Untuk biaya pendaftaran haji masih sama yakni Rp 25 juta," sambung Asikin.
Pendaftaran haji dilayani di Gedung Baru PTSA Kemenag Boyolali yang terletak di Jalan Pandanaran, Boyolali Kota.
Ditanya kemungkinan pemberangkatan ibadah haji tahun ini, Asikin mengaku belum mendapat informasi. Meski begitu, pihaknya menyatakan siap jika tahun ini ada pemberangkatan jamaah calon haji.
"Semoga saja bisa tahun ini, karena belum ada kepastian tahun ini bisa berangkat atau tidak. Tergantung Arab Saudi juga, kalau dibuka otomatis kami siap, dan jamaah calon haji juga siap. Jadi nunggu kebijakannya nanti," ujarnya.
Asikin menambahkan pandemi Corona ini juga berdampak pada sejumlah biro haji dan umrah yang kini menjadi mati suri. Pada minggu ini, hanya ada sekitar 3 orang yang minta surat rekomendasi untuk pembuatan paspor umrah.
"Kami mengimbau masyarakat waspada pada biro umrah yang nakal. Banyak yang dijanjikan berangkat, tapi tidak jadi-jadi dan lainnya. Di Boyolali tidak ada yang jadi korban, tetapi masyarakat kami minta juga tetap waspada," imbau dia.
(ahr/ams)