.webp)
Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, memberikan potret Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada Kelenteng Hok An Kiong. Pemberian foto Gus Dur tersebut dilakukan bersamaan dengan Harlah NU ke-96.
Penyerahan foto Gus Dur ini diawali dengan Apel Kebhinnekaan Doa Kebangsaan Lintas Iman. Apel ini diikuti badan-badan otonom (Banom) di bawah MWC NU Kecamatan Muntilan.
Penyerahan dilakukan Ketua MWC NU Kecamatan Muntilang Bambang Mulyono dan diterima Ketua TITD Hok An Kiong Budi Raharjo. Foto Gus Dur tersebut selanjutkan dipasang di Kelenteng Hok An Kiong yang berada di Jalan Pemuda No 100, Muntilan, Kabupaten Magelang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyerahan foto Gus Dur di keluarga besar Kelenteng Hok An Kiong juga mewakili masyarakat etnis Tionghoa di Kota Muntilan bersamaan dengan Peringatan Hari Lahir NU yang ke-96. Kami meneladani sikap dari Gus Dur bagian dari representasi NU terutama dalam mengembangkan sikap kesamaan dalam demokrasi, kemudian toleransi antarumat beragama dan kebersamaan dalam pluralisme khususnya yang ada di Muntilan," kata Bambang.
Menurut Bambang, penyerahan foto Gus Dur ini merupakan simbolik bagi warga NU untuk menjaga toleransi umat beragama di Muntilan. "Dengan penyerahan foto Gus Dur ini, secara simbolik kami meneladani sikap beliau sebagai komitmen kami di jamiah Nahdlatul Ulama untuk menjaga toleransi umat beragama yang ada di Muntilan sekaligus membangun kebersamaan di dalam kemajemukan yang ada di Kota Muntilan. Inilah spirit Harlah NU ke-96," katanya.
 Penyerahan foto Gus Dur dari MWC NU Kecamatan Muntilan kepada Kelenteng Hok An Kiong, Senin (31/1/2022). Foto: Eko Susanto/detikJateng |
Sementara itu, Sekretaris Yayasan TITD Hok An Kiong Hings Hartanto mengatakan, penyerahan foto Gus Dur dari MWC NU ke Kelenteng Hok An Kiong bertepatan menyambut Imlek 2022.
"Masyarakat Tionghoa yang ada di Muntilan dan umumnya seluruh dunia masyarakat Tionghoa yang merayakan Imlek. Kami berterima kasih sekali karena Kiai Haji Abdurrahman Wahid ini adalah Bapak Pluralisme di Indonesia dan beliau langsung yang memberikan satu kesempatan untuk seluruh masyarakat Tionghoa di Indonesia ini memberikan kesempatan untuk merayakan Imlek," kata Hings.
Bagi Hings, hal ini merupakan momentum yang tepat sekali bersamaan dengan milad NU yang ke-96. Terlebih bersamaan pula dengan Imlek.
"Ini momentum yang sangat tepat dan sulit dicari posisi yang seperti ini karena Imlek ini selalu berpindah, berpindah waktunya dan ini kok kebetulan pas tanggal 1 bersamaan dengan milad Nahdlatul Ulama," katanya.
(aku/ahr)
