21 Siswa SMAN 1 Bawang Banjarnegara Reaktif Corona, PTM Disetop

21 Siswa SMAN 1 Bawang Banjarnegara Reaktif Corona, PTM Disetop

Uje Hartono - detikJateng
Senin, 31 Jan 2022 15:43 WIB
SMAN 1 Bawang Banjarnegara belajar daring lagi gegara 21 siswanya reaktif Corona.
SMAN 1 Bawang Banjarnegara kembali belajar daring usai 21 siswanya reaktif Corona (Foto: Uje Hartono/detikJateng)
Banjarnegara -

SMA Negeri 1 Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengahkembali melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena temuan kasus Corona atau COVID-19. Dari hasil tracing ada 21 siswa yang dinyatakan reaktif COVID-19.

Wakil Kesiswaan SMA Negeri 1 Bawang, Rudatin Titi Setyawati, mengatakan awalnya dilakukan tes rapid antigen secara acak kepada 8 siswa dan 20 guru. Hasilnya, ada 8 siswa yang dinyatakan positif.

"Dari 80 siswa itu, dinyatakan ada 8 orang yang reaktif. Sedangkan dari guru nonreaktif semua. Kemudian dari Dinas Kesehatan Kabupaten menyuruh 8 siswa untuk isolasi mandiri," ujar Titi saat ditemui di SMA Negeri 1 Bawang, Banjarnegara, Senin (31/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari hasil tersebut, pihak sekolah lalu kembali menggelar tes rapid antigen kepada 120 siswa lainnya, dan ditemukan 13 siswa reaktif COVID-19. Sehingga pihak sekolah diminta untuk melakukan PJJ selama 14 hari.

"Dari hasil yang pertama, kemudian dilakukan tracking lagi secara acak, dan ditemukan 13 siswa reaktif. Makanya sekarang, pihak sekolah SMA Negeri Bawang untuk melakukan PJJ selama 14 hari," terangnya.

ADVERTISEMENT

Selama dilakukan PJJ, pihak sekolah melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruang. Baik di dalam ruangan seperti kelas maupun di halaman sekolah.

"Sementara ini selama PJJ, kami juga melakukan penyemprotan di kelas dan tempat-tempat lain. Sehingga nanti saat sudah mulai tatap muka ruang kelas sudah siap," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, dr Latifah Hesty Purwaningtyas, meminta semua sekolah di Banjarnegara untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sebanyak 50 persen dari jumlah total siswa. Hal ini bertujuan agar bisa menerapkan protokol kesehatan selama belajar mengajar.

"Karena dengan 100 persen tidak ada jaga jarak di dalam kelas. Dengan 50 persen, 3 hari masuk, 3 hari PJJ. Sehingga saya yakin di dalam kelas ada jarak antarsiswa," ujar Hesty.




(ams/sip)


Hide Ads