Warga Bayat Klaten Dimakamkan Protokol COVID, Statusnya Suspect

Warga Bayat Klaten Dimakamkan Protokol COVID, Statusnya Suspect

Achmad Syauqi - detikJateng
Jumat, 28 Jan 2022 13:35 WIB
Tim kubur Satgas COVID-19 usai pemakaman di Desa kebon, kecamatan Bayat, Jumat (28/1/2022).
Tim kubur Satgas COVID-19 usai pemakaman di Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Jumat (28/1/2022). (Foto: Achmad Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Warga Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten, AS (50), meninggal dunia dan dimakamkan dengan protokol COVID-19. Almarhum diketahui sebelumnya merantau di Jakarta dan jatuh sakit.

Pantauan detikJateng pukul 10.00 WIB, pemakaman dilakukan Satgas COVID dengan APD lengkap berwarna putih. Setelah selesai pemakaman, tampak keluarga baru mendekat.

Petugas kubur yang mengenakan APD langsung melakukan disinfektan pakaian dengan disemprot. Setelah itu semua APD langsung dibakar di lokasi. Tidak ada pelayat yang mendekati kuburan. Warga hanya melihat dari jalan di kejauhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadinya pulang dari Jakarta, pulang ya sudah sakit. Terus selama tiga hari di RS, akhirnya meninggal," jelas Kades Kebon, Kecamatan Bayat, Sukoco kepada detikJateng di lokasi pemakaman, Jumat (28/1/2022).

Dijelaskan Sukoco, setelah pulang dari Jakarta, yang bersangkutan dirawat di RSD Bagas Waras, Klaten. Sukoco menyebut, yang bersangkutan memiliki riwayat sakit liver.

ADVERTISEMENT

"Ada komorbid liver. Kalau bahasa medisnya disebut hepatitis," ucap Sukoco.

Meskipun ada riwayat sakit liver, lanjutnya, Satgas memutuskan dimakamkan dengan protokol COVID. Sebab dari hasil swab di RS menunjukkan hasil reaktif COVID.

"Hasil antigen reaktif sehingga statusnya suspect. Tapi hasil PCR belum keluar sehingga positif COVID-19 atau tidak masih menunggu hasil PCR," papar Sukoco.

Sukoco menyebut, Satgas COVID belum melakukan tracing pada kontak erat pasien tersebut. Apabila nantinya hasil swab PCR-nya positif, tracing segera akan dilakukan.

"Belum kita lakukan tracing karena masih menunggu PCR keluar. Jika nantinya hasilnya positif kita tracing tapi kalau negatif tidak dilakukan," imbuh Sukoco.

Bidan desa Kebon, Kecamatan Bayat, Kristianti mengatakan yang bersangkutan dirawat di RS tiga hari. Menurutnya, almarhum baru dinyatakan suspect.

"Status masih suspect karena masih menunggu PCR. Almarhum sempat dirawat tiga hari sebelum meninggal," ucap Kris kepada detikJateng di lokasi pemakaman.




(aku/dil)


Hide Ads