Pantauan detikJateng, Senin (24/1/2022) di RT 14 kini tinggal menyisakan rumah Sumanto yang tidak terdampak proyek tol. Lokasinya berada di tepi jalan desa, persis di pojok perempatan.
Di depan rumah Sumanto sebelah utara adalah hamparan sawah dan terlihat Dusun Padas di kejauhan. Di sisi timur adalah jalan desa dan di timur jalan itu ada sawah yang mulai diratakan untuk jalan tol.
Kemudian di selatan rumah ada musala yang belum dirobohkan proyek tol. Sedangkan 23 rumah tetangganya sudah rata dengan tanah dan tidak ada lagi denyut perkampungan.
Di sebelah barat masih sawah tanaman padi. Tapi di jarak sekitar 200 meter di barat rumah Sumanto ada empat bangunan yang sedang dibangun oleh warga baru lain RT.
Bangunan rumah Sumanto berukuran sekitar 8x12 meter. Di halaman sisi timur dijadikan warung soto.
Di sisa tanah sebelah barat rumah Sumanto dibuat toko yang dihuni anak dan cucunya. Jalan di depan rumah menghubungkan Kecamatan Polanharjo ke arah Desa Segaran, Kecamatan Delanggu.
Menantu Sumanto, Riyanto (32), menjelaskan meskipun tidak punya tetangga keluarganya biasa saja. Sebab jalan di depan rumah merupakan jalan ramai.
"(Data) KTP kita belum sini (RT 14), hanya rumah kita di sini. Ya tidak susah, tetap ramai karena jalan ini kan ramai, jalan utama ke arah Delanggu," kata Riyanto kepada detikJateng di lokasi.
Tidak hanya warga Klaten, menurut Riyanto, warga dari Solo dan Sukoharjo juga sering lewat jalan itu. Terutama yang akan wisata ke Ponggok dan Janti.
"Yang dari arah Sukoharjo, Solo yang mau wisata lewatnya sini lebih dekat. Daripada lewat Tegalgondo, ramai dan memutar," imbuh Riyanto.
Diberitakan sebelumnya, keluarga Sumanto (58) di Klaten kini tak punya tetangga lagi gegara proyek Tol Jogja-Solo. Seluruh rumah tetangganya di RT 14 RW 5 Dusun Ngentak, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo terdampak proyek tol membuat penghuninya pindah dan hanya menyisakan rumah Sumanto.
Kepala Desa (Kades) Kranggan, Gunawan Budi Utomo, menyebut pemerintah desa tetap akan mempertahankan RT 14 meskipun tinggal satu rumah milik Sumanto.
"RT secara administratif dan kewilayahan tetap kita pertahankan meskipun tinggal satu rumah," ungkap Gunawan, hari ini.
Menurut Gunawan, dari pengecekan pemdes diketahui keluarga Sumanto secara domisili memang di RT 14 RW 5 Dusun Ngentak. Namun berdasarkan administrasi kependudukan di RT 15 Dusun Siman.
Gunawan mengakui dampak proyek Tol Jogja-Solo ini memang membuat puluhan KK terpisah-pisah. Namun, lanjutnya, keluarga Sumanto nantinya tidak akan sendiri lagi. Sebab di wilayah RT 14 akan dibangun empat rumah baru.
"Nantinya tidak akan sendirian, dan RT 14 kembali ada penduduknya sebab ada empat rumah baru yang dibangun setelah dapat ganti rugi tol. Empat rumah itu semula dari RT 9 RW 2 tetapi membangun rumah di RT 14," pungkasnya.
(rih/sip)