Upaya Mengembalikan Segudang Keistimewaan Desa Jatiroke yang Pudar

Upaya Mengembalikan Segudang Keistimewaan Desa Jatiroke yang Pudar

Asy Syifa Ramadhani Imam - detikJabar
Sabtu, 23 Nov 2024 12:31 WIB
Desa Jatiroke, Sumedang
Desa Jatiroke, Sumedang (Foto: Asy Syifa Ramadhani Imam/detikJabar).
Sumedang -

Desa Jatiroke, desa yang terletak di wilayah Kecematan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Jarak Desa Jatiroke ke pusat Kecamatan Jatinangor sekitar 3 km. Desa ini berbatasan dengan Kecamatan Tanjungsari.

Sejak dahulu, kawasan Jatiroke didominasi oleh pohon jati. Hal ini juga menjadi asal muasal dari penamaan 'Jatiroke'. Berdasarkan informasi dari laman Sumedang Tandang, Jatiroke berasal dari 2 kata, Jati dan Roke. Jati merupakan pohon jati, sedangkan roke artinya dahan yang kuat.

Wilayah Desa Jatiroke terletak di kaki Gunung Geulis. Karena terletak di lereng pegunungan atau dataran tinggi, tak heran jika banyak masyarakat yang bekerja di sektor pertanian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika bicara soal sumber daya alam (SDA), Desa Jatiroke menyimpan segudang potensi SDA. Di antaranya adalah kualitas tembakau Jatiroke yang terkenal dengan rasa yang khas. Juga terdapat perkebunan kopi, dengan dominasi rasa asam pada kopi.

Sayangnya, SDA yang ada mulai terbengkalai. Masyarakat mulai beralih ke sektor industri maupun jasa.

ADVERTISEMENT

"Cuman datangnya pabrik-pabrik, si masyarakat lebih milih ekonomi instan. Mending kerja di pabrik udah jelas, gaji per bulan berapa, udah punya pegangan. Nah mulai terbengkalai," ujar Bayu Paramandaru (32), Kepala Perencana Desa Jatiroke saat ditemui Tim detikJabar, Rabu (16/10/2024).

Bayu menyampaikan, banyak sekali potensi sumber daya alam Jatiroke yang dapat dikembangkan, terutama untuk membantu memberdayakan masyarakat desa.

Muncul sejumlah permasalahan yang saling berdampingan. Banyak lahan terbengkalai yang justru disalahgunakan oleh beberapa oknum. Selain itu, banyak masyarakat yang belum menyadari potensi SDA yang dimiliki.

Perangkat desa dan masyarakat memutar otak, bagaimana caranya untuk dapat menghidupkan kembali SDA yang terbengkalai. Bagaimana masyarakat yang memiliki potensi hadir untuk mengembangkan SDA yang ada menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bisnis.

Kehadiran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) turut membantu realisasi dari pengembangan potensi SDA Jatiroke. Bumdes memiliki tugas untuk dapat mengumpulkan sumber daya manusia (SDM) yang tahu SDA apa yang dimiliki oleh desa.

"Bumdes juga harus usaha, udah mulai menyadarkan kita tuh di kaki gunung, yang mungkin jadi usaha Bumdes ya alam gunung atau pertanian," kata Bayu.

Bayu menyebutkan, ia maupun masyarakat lain bertekad untuk menghidupkan kembali lahan yang semula terbengkalai agar setidaknya terlihat oleh masyarakat. Lalu, dibentuklah hidroponik sebagai langkah awal.

"Bangunan pertama itu hidroponik. Lucu sih, saya sempat di debat kenapa bikin hidroponik di gunung, siapa yang mau nungguin gitu kan. Ini kalau gak ada lampu serem banget disini. Tapi kan tujuannya bukan kemanfaatan hidroponik, lebih ke gimana ada bangunan disini, supaya terjamah aja dulu," kata Bayu.

Menggunakan lahan bekas pertambangan, desa menyulap lahan gersang yang tidak terurus menjadi tempat wisata yang memiliki nilai bisnis, Teras Gunung Geulis.

Terletak di kaki gunung, tempat wisata ini menyajikan pemandangan citylight dan Gunung Geulis yang memanjakan mata. Dengan udara yang sejuk, tempat wisata ini cocok untuk dikunjungi bersama keluarga maupun teman. Terdapat kolam renang, flying fox, hingga cafe dengan berbagai hidangan minuman dan makanan.

Pemanfaatan sumber daya alam menjadi tempat wisata turut melibatkan masyarakat sebagai pengelola. Disinilai terjadi peputaran dana, dimana uang desa yang diolah menjadi tempat wisata, di jual dan di beli oleh masyarakat, lalu digunakan kembali untuk memberikan upah masyarakat.

Gunung Geulis juga menjadi SDA yang dimiliki dan harus dimaksimalkan potensinya. Seringkali gunung ini menjadi pilihan bagi para pelajar atau pendaki untuk didatangi. Oleh karena itu, pembenahan terhadap jalur pendakian penting untuk memanfaat alam yang sudah ada.

Kegiatan kampus maupun organisasi pecinta alam yang melaksanakan program seperti penanaman pohon di Gunung Geulis juga menjadi momentum yang tepat untuk mempertahankan alam yang dimilliki.

Desa Jatiroke memiliki kelompok petani dengan kualitas produk unggulan. Perangkat desa dapat menciptakan program yang sekiranya dapat mendukung para petani untuk menjaga kualitas hasil taninya.

"Tapi ketika kita menanam bonteng (timun) 5 hektar, pembeli yang datangin kita. Jadi si anak muda nantinya nge-manage para petani, petani fokus jaga kualitas yang baik. Kita kasih jaminan, kalau udah panen kita beli pasti," ujar Bayu.

Lahan kosong lainnya juga dapat dimanfaatkan untuk sektor ekonomi dan meningkatkan produktifitas masyarakat. Masyarakat dapat mengajukan untuk membuka usaha dengan memaksimalkan SDA yang ada.

Sumber daya alam yang dimiliki Desa Jatiroke merupakan anugerah yang tidak ternilai dan tidak dimiliki oleh desa lain. Bagaimana masyarakat mampu mengeksplor potensi alam yang sudah ada, tanpa merusak.

"Kalau kita mau adu keren, kalah sama yang punya duit. Tapi kalau kita adu alam, mereka nggak punya kayak kita, nggak mungkin beli juga kan," jelas Bayu.




(mso/mso)


Hide Ads