Puluhan orang nampak menaiki dua bus wisata Saba Kota Cimahi alias Sakoci dari pelataran Kantor DPRD Kota Cimahi. Bus berwarna merah dan hijau tua itu kemudian berjalan pelan ke lokasi tujuan.
Pelan tapi pasti, Sakoci menyusuri Jalan Raya Pos atau Jalan Anyer-Panarukan yang dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels. Kini jalan itu berganti nama menjadi Jalan Amir Machmud, yang membentang dari ujung Cimahi ke arah Bandung dan Bandung Barat.
Sakoci berbelok ke arah Jalan Gatot Subroto, masuk ke perumahan TNI yang dulu menjadi basis militer Hindia-Belanda di belakang Lapangan Rajawali. Sejurus kemudian, bus berisi rombongan pegiat sejarah serta guru mata pelajaran sejarah berhenti di depan pintu masuk Lembaga Pemasyarakatan Militer Poncol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di situ, rombongan khusyuk mendengarkan pemaparan soal sejarah bangunan yang berdiri sejak tahun 1886 itu. Pemaparan sendiri disampaikan tour guide yang berasal dari beberapa komunitas pegiat sejarah serta Dinas Arsip Daerah Kota Cimahi.
Selepas berfoto di depan Lemasmil Poncol, rombongan naik lagi Sakoci menuju ke Gedung Sudirman. Gedung bersejarah yang berada di Jalan Gatot Subroto itu dulunya merupakan gedung tempat tentara Hindia Belanda berpesta.
Tak lama, rombongan berjalan kaki menyeberang ke arah Jalan Sukimun. Sejenak berhenti di dekat Masjid Abri serta deretan rumah-rumah bergaya kolonial yang sebagian berpenghuni serta sebagian lagi ditinggal terbengkalai.
Pemandu wisata sejarah sempat menjelaskan bahwa dulunya, lahan Masjid Abri berdiri merupakan Taman Wilhelmina. Wilhelmina sendiri merupakan ratu asal Belanda yang sempat datang ke Indonesia di masa kepemimpinannya sebagai Ratu Belanda sejak 1890-1942.
![]() |
Perjalanan wisata sejarah berakhir di ujung Jalan Sukimun. Pandangan mata bakal tertuju pada bangunan yang sudah rusak namun menjadi saksi sejarah. Yakni rumah potong hewan (RPH) atau abattoir dalam bahasa Belanda.
Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi menyebut Cimahi Walking Tour Heritage menjadi cara baru menjelajahi setiap sudut kota yang menyimpan banyak nilai sejarah zaman penjajahan.
"Kegiatan ini dalam rangka kita mengenalkan sejarah Kota Cimahi ke masyarakat luas dan wisatawan. Hari ini didahului oleh mereka yang ada lingkup pendidikan, dalam hal ini guru sejarah," kata Dicky saat ditemui di Kantor DPRD Kota Cimahi, Jumat (17/5/2024).
Dicky menyebut ada beberapa paket wisata sejarah yang disiapkan untuk wisatawan untuk kebutuhan wisata maupun pendidikan. Terlebih, ada banyak bangunan bersejarah yang bisa didatangi nantinya.
"Jadi kami (Pemerintah Kota Cimahi) bersama komunitas kreatif dan ekonomi, pegiat sejarah, budayawan, sudah menyiapkan jadi paket wisata. Walking tour ini bisa ke beberapa tempat, misalnya selain ke Gedung Sudirman, ada lokasi lain yang tadi tidak didatangi. Bisa paket wisata 2 jam, 3 jam, 4 jam, karena kota kita kaya akan sejarah," ujar Dicky.
![]() |
Di sisi lain, ia juga mendorong supaya pelaksanaan study tour yang belakangan sedang dibatasi usai insiden di Ciater, Subang, bisa memanfaatkan Cimahi Walking Tour Heritage.
"Apalagi ini kan berkaitan dengan kegiatan study tour yang dibatasi dan tidak dilaksanakan di luar kota, maka ini bisa jadi alternatif yang sangat bagus. Bilamana mereka mau study tour, ya ini bisa mempelajari internal kotanya," kata Dicky.
(dir/dir)