Cimahi yang Kental Akan Nuansa Militer Sejak Zaman Kolonial Belanda

Cimahi yang Kental Akan Nuansa Militer Sejak Zaman Kolonial Belanda

Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 05 Okt 2023 18:45 WIB
Bangunan Penjara Poncol yang Dibangun Sejak Zaman Belanda
Bangunan Penjara Poncol yang Dibangun Sejak Zaman Belanda (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Cimahi -

Cimahi, kota kecil di pinggir Bandung memegang peran penting dalam perkembangan kemiliteran bangsa Indonesia. Hal itu sudah terjadi sejak zaman Belanda mengkoloni tanah air.

Kala itu, Cimahi diproyeksikan sebagai garnisun alias basis militer tentara Belanda, yaitu Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL) dalam menjaga wilayahnya dari serbuan musuh.

Sebelumnya, pusat kekuatan militer Belanda ada di wilayah Batavia yang saat ini dikenal sebagai Jakarta, ibukota negara. Belanda kemudian membentuk komisi khusus mengkaji daerah-daerah yang cocok dijadikan basis militer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang sejak dulu Cimahi ini sudah diproyeksikan sebagai garnisun Belanda. Ada beberapa daerah lainnya, seperti Cianjur, Sukabumi, Padalarang, Bandung, dan Garut," ujar pegiat sejarah Tjimahi Heritage, Mahmud Mubarok kepada detikJabar, Kamis (5/10/2023).

Terpilihnya Cimahi sebagai basis militer Belanda yang baru, berkaitan erat dengan keberadaan Jalan Raya Pos atau Jalan Anyer-Panarukan. Di balik pembangunan jalan itu, tersemat satu nama yang melekat pada jejak sejarah bangsa Indonesia, yakni Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels.

ADVERTISEMENT

"Jadi ketika itu Belanda sudah membangun Jalan Raya Pos mengikuti jalan kecil atau dulu namanya jalan pedati yang memang sudah ada. Dipilihnya Cimahi sebagai garnisun ya karena ada jalan itu juga, serta posisinya yang strategis karena menjorok ke dalam," kata Mahmud.

Sementara alasan Belanda memindahkan basis militernya, kata Mahmud, sebab saat itu tentara Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL) jatuh sakit dan dalam keadaan lemah hingga harus dievakuasi ke daerah yang lebih sehat.

"Jadi saat itu tentara Belanda sedang meluaskan invasi mereka ke berbagai daerah, cuma sayang tentaranya kebanyakan sakit karena mungkin faktor cuaca. Maka diputuskan memindahkan bala tentaranya ke Cimahi yang dinilai daerahnya lebih sehat karena punya hawa sejuk, luas," ujar Mahmud.

Belanda juga mempertimbangkan keberadaan jalur kereta api yang sudah ada di Cimahi. Bentangan jalur kereta api itu dibangun jauh sebelumnya, tepatnya pada tahun 1881-1882 kemudian diresmikan pada tahun 1884.

Jalur tersebut tepat berada di tengah-tengah kawasan Garnisun Cimahi. Kereta api kala itu digunakan oleh Belanda untuk memasok amunisi, senjata, hingga bahan makanan bagi tentara dan pejabat tinggi militer Belanda yang bermukim di Cimahi.

Jejak basis militer Belanda di Kota Cimahi masih berdiri kokoh sampai saat ini. Nampak dari bangunan markas tentara yang menguasai hampir separuh lahan di Kota Cimahi, terutama di kawasan Gatot Subroto, Sriwijaya, serta Jalan Baros.

"Sebetulnya yang paling banyak itu kan sepanjang Jalan Gatot Subroto, dari mulai Kodim Cimahi sampai batas Jalan Baros ke arah Pasar Baros, nah itu sebetulnya batas Garnisun. Di luar dari itu memang bukan Garnisun," kata Mahmud.

Sebagai pegiat sejarah dan orang yang menghabiskan masa kecil hingga dewasa di Kota Cimahi, ia menyayangkan perubahan masif pada bangunan-bangunan peninggalan Belanda tersebut. Banyak bangunan yang sudah tidak mempertahankan bentuk aslinya lagi, seperti Pusdikhub dan Pusdikbekang.

"Misalnya Pusdikhub dan Pusdikbekang, dulu ada pintu gerbang diapit oleh dua bangunan sekarang sudah tidak ada, bagian depannya berubah total. Mungkin saat ini hanya Pusdikpengmilum saja yang masih ada," ucap Mahmud.

Menurut Mahmud, pemilik bangunan dalam hal ini TNI, semestinya bisa turut berperan menjaga nilai sejarah yang terkandung dalam bentuk bangunan. Pun demikian dengan pemerintah daerah yang harus segera menetapkan bangunan-bangunan itu sebagai cagar budaya.

"Mungkin baiknya seperti itu, segera jadi cagar budaya. Mungkin beberapa sudah masuk dalam daftar data verifikasi, cuma masih jauh perjalanannya. Sedangkan kita berkejaran dengan waktu, kita tidak tahu ke depan misalkan Pusdik Armed akan berubah, sekarang saja RS Dustira sedang berbenah lagi bangun sana sini," ucap Mahmud.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads