Di tengah keramaian Kota Bandung, terdapat sebuah kampung yang ditempati oleh komunitas masyarakat kreatif. Kampung tersebut bernama Kampung Cibarani (Kampoeng Tjibarani) yang terletak di bantaran Sungai Cikapundung atau tepatnya di Jalan Bukit Jarian IV, 55/165D, RT 04, RW.11, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung.
Jika dari arah Jalan Siliwangi, Kampung Cibarani dapat ditemukan jika detikers menyusuri gang kecil yang berada di samping pintu masuk Teras Cikapundung. Kondisi jalan setapak pun sudah bagus, tetapi jalannya hanya bisa dilintasi oleh pejalan kaki dan motor. Sepanjang jalan tersebut terdapat sebuah pemukiman warga dan sungai disertai pepohonan rindang serta udara yang sejuk.
Kampung Cibarani merupakan aset penting di tengah-tengah Kota Bandung untuk dijaga keasrian alamnya. Kampung Cibarani menjadi wadah untuk komunitas pecinta alam yang ingin berkolaborasi dengan kampung ini sebagai upaya mengedukasi pentingnya merawat alam dan lingkungan.
Pada permulaan 2020, terbentuklah Komunitas Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani. Awalnya, fokus utama komunitas ini adalah memberdayakan lingkungan terbuka hijau agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun pada 2022, komunitas ini berkolaborasi dengan BEM Unpar untuk membantu program yang dijalani.
Komunitas Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani bergerak dalam upaya memperbaiki kondisi lingkungan agar kembali alami. Fokus utama gerakan komunitas ini adalah memberdayakan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.
![]() |
Sekretaris Pembangunan Kampung Cibarani Agus (58) mengatakan berdirinya Komunitas Masyarakat Kreatif Kampoeng Tjibarani merupakan gagasan dari Nanang Irsan Ismail selaku ketua dari komunitas tersebut. Awal mulanya adalah akibat masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan ke sungai.
"Dengan adanya komunitas ini jadi tanggap begitu ada informasi, jadi dia juga pengen lingkungan bersih. Dari dulu awalnya air Tjibarani itu bisa dikonsumsi, bisa dipakai mandi. Sekarang karena kepadatan penduduk terutama dari Rancabentang sudah turun penduduknya, dari Cisitu juga udah turun jadi akhirnya kotor," katanya ke detikJabar, belum lama ini.
"Saat tercemar itulah yang jadi gagasan Pak Irsan ditanggapi oleh masyarakat dan terjadilah komunitas Tjibarani," tambahnya.
Lahan Kampung Cibarani ini dimiliki oleh Balai Desa Gelar Sungai Cikapundung (BBWS). Kemudian komunitas Kampoeng Tjibarani diberi izin untuk mengelola lahan tersebut guna dijadikan ruang terbuka publik dan kepentingan masyarakat umum.
Erland sebagai anggota dari komunitas ini menceritakan salah satu perubahan lingkungan tersebut adalah didirikannya sebuah saung sebagai tempat berkegiatan. "Saung yang ada saat sekarang ini, kondisinya masih seadanya. Tahun 2022 dibangun ulang oleh program pengabdian masyarakat dari temen-temen Unpar dan kami bekerja sama dengan mereka dan jadilah seperti ini," ujarnya ke tim detikJabar, belum lama ini.
Kampung Cibarani memiliki daya tarik tersendiri untuk mengundang masyarakat umum agar dapat berpartisipasi dengan program kegiatan di dalamnya. Seperti kampung edukasi wisata, sustainable Cikapundung, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat lokal, urban farming, weekly organic market serta seni dan budaya. (iqk/iqk)