Menguak 'Pintu Bawah Tanah' Kawah Batagaika yang Misterius

Kabar Internasional

Menguak 'Pintu Bawah Tanah' Kawah Batagaika yang Misterius

Tim detikInet - detikJabar
Minggu, 05 Mar 2023 01:00 WIB
Kawah Batagaika
Kawah Batagaika (Foto: History of Yesterday)
Jakarta -

Kawah Batagaika adalah satu di antara banyaknya fenomena dan lanskap alam yang unik di Siberia. Kawah ini dianggap oleh penduduk setempat sebagai pintu masuk bawah tanah.

Mengutip detikInet, Kawah Batagaika juga dinilai misterius. Sebab, mulut kawahnya terus melebar dan belum diketahui penyebabnya. Batagaika merupakan kawah permafrost terbesar di dunia.

Mengutip dari History of Yesterday, kawah di Siberia ini menjadi satu-satunya di dunia yang terus mengembang selama 60 tahun terakhir. Bagaimanakah sejarah Kawah Batagaika?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Kawah Batagaika

Semenjak hutan di Siberia dibabat habis, kawah ini mulai terbentuk kembali pada 1960-an. Tanah itu masih bisa tertahan karena tanah permafrost dan wilayahnya kurang terjamah manusia. Pohon-pohon tinggi yang berdiri berdekatan satu sama lain menaungi tanah beku tersebut dari Matahari.

ADVERTISEMENT

Sejak penebangan pohon marak hingga terjadinya kenaikan suhu akibat pemanasan global, permafrost pun mulai mencair. Biasanya, kawah terbentuk oleh meteor yang menghantam Bumi.

Tapi, kasus berbeda di Kawah Batagaika. Kawah ini terbentuk akibat ledakan kantong udara yang tertahan di antara tanah beku.

Kawah mengalami perluasan. Ilmuwan pun tertarik meneliti. Namun, ilmuwan yang menjelajahi daerah tersebut tidak terlalu menyadarinya. Mempertimbangkan bahwa tidak banyak informasi tentang kawah ini sebelum tahun 1980-an, tidak diketahui pasti berapa banyak orang yang menyadari bahwa telah terjadi pergeseran alami.

Para ilmuwan yang baru-baru ini menganalisis bagian dalam mulut kawah, menemukan bahwa ini sebenarnya adalah sebuah gerbang. Bukan ke neraka atau dunia lain di bawah tanah seperti yang diyakini penduduk sekitar tentunya, melainkan gerbang ke database alami yang menyimpan data iklim selama bertahun-tahun.

Kawah ini melakukan pekerjaannya dengan dalam menggambarkan bagaimana suhu global telah meningkat selama bertahun-tahun, yang juga berkorelasi dengan pertumbuhan dan perluasan kawah. Data ini bisa terungkap melalui lapisan tanah berusia lebih dari 200 ribu tahun, meskipun lapisan bawah sebenarnya berusia 650 ribu tahun.

Imbas Perang Dunia II

Tingginya peningkatan konsumsi bahan bakar yang disebabkan terjadinya Perang Duni II mengakibatkan perluasan kawah, tepatnya pada 1940-an. Kondisi perluasan ini terjadi sangat signifikan. Kawah tersebut telah berhasil melebar sejauh 1 kilometer dan kedalamannya mencapai 86 meter.

Selain Perang Dunia II. efek dari Revolusi Industri juga turut berdampak pada melebarnya Kawah Batagaika. Di zaman Revolusi Industri, karena proses manufaktur banyak menggunakan banyak bahan bakar fosil, menciptakan karbon dioksida yang mengarah pada peningkatan suhu global.

Lalu selama tahun 1980-an kawah mulai meluas 10 meter per tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan telah berkembang menjadi 30 meter per tahun.

Kawah Batagaika dari kiri ke kanan, tahun 1985, 2013, dan 2021. Foto: NASA
Berdasarkan rekaman satelit NASA selama bertahun-tahun, kita dapat melihat seberapa cepat kawah tersebut membesar. Gambar pertama diambil tahun 1985 ketika kawah itu lebih mirip gunung yang panjang. Lalu gambar kedua dari tahun 2013, dan yang terakhir dari tahun 2021. Perbandingan ekspansi antara tahun 1985 hingga 2013 dan antara tahun 2013 hingga 2021 cukup signifikan.

Perluasan Kawah Tak Bakal Berhenti

Ilmuwan menyebut perluasan kawah akan terus terjadi hingga 2023. Ketika suhu global bisa mencapai 1,5 derajat celsius. Selama ini, lapisan es di Kawah Batagaika lah yang menahan perluasan hingga 1960-an.

Sepanjang pengetahuan sains di balik fenomena ini, perluasan kawah tidak dapat dihentikan dan bahkan dapat meningkat ke titik di mana laju perluasan akan sangat cepat, sehingga akan menyebabkan gangguan pada lempeng tektonik, menyebabkan gempa bumi besar.

Sekadar diketahui, kawah ini berada di lintasan alami untuk memakan dan menelan semua yang ada di sekitarnya. Tak ada cara untuk menghentikannya. Proses yang dilakukan alam tetap tak bisa dihentikan, sekalipun dengan teknologi.




(sud/dir)


Hide Ads