Bosan dengan hiruk pikuk perkotaan dan ingin mencari ketenangan nan sejuk? Detikers bisa coba berkunjung ke Desa Wisata yang ada di Purwakarta. Tempat itu bernama Kampung Tajur, sebuah kampung yang berada di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Bojong, Purwakarta, Jawa Barat.
Sejak tahun 2004 lalu, Kampung Tajur diciptakan menjadi sebuah desa wisata oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Bukan tanpa sebab, desa yang berada di Kaki Gunung Burangrang masih menjaga kearifan lokal dan keasriannya.
Detikjabar berkesempatan berkunjung ke lokasi itu untuk melihat situasi dan kondisi perkampungannya, diawali dengan suguhan pepohonan yang rindang dengan suasana yang sejuk, gunung yang menjulang, hamparan sawah yang menghijau dan angin berhembus menambah kenikmatan saat tiba di wilayah Desa Pasanggrahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat tiba di Kampung Tajur, terlihat deretan rumah-rumah panggung layaknya rumah adat Sunda tempo dulu, dinding dari anyaman bambu, berlantai kayu dan bercat hitam putih menambah keasrian rumah itu.
Rumah itu merupakan rumah-rumah warga biasa mereka tinggal dan dipertahankan keasliannya dari dulu, setelah dinyatakan menjadi desa wisata, rumah itu bisa di sewakan bagi para wisatawan yang ingin menikmati suasana perkampungan.
"Desa Wisata ini diciptakan oleh Dedi Mulyadi tahun 2004, karena mungkin melihat potensi warga yang masih memakai tungku, rumah panggung, sehingga ia menjadikan kampung ini tempat wisata", ujar Ayep saat ditemui di rumahnya yang juga dimanfaatkan untuk penginapan bagi wisatawan, Selasa (10/01/2023).
Ayep menyebutkan, sedikitnya ada 40 rumah berbentuk rumah panggung dengan bahan dasar kayu dan bambu yang di jadikan Penginapan (Homestay), kerapian rumah ini ditambah dengan seragamnya cat rumah warga tersebut yakni hitam dan putih. Tak hanya itu mayoritas warga masih mempertahankan kearifan lokal salah satunya memasak menggunakan kayu bakar di tungku pembakaran.
Kearifan lokal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunujungnya yang mayoritas warga perkotaan seperti Jakarta, Bandung, Bekasi Dan Depok.
Ditambah pengujung dapat berekowisata dengan aktivitas warga sekitar mulai dari bertani, beternak, bercocok tanam hingga melakukan pembuatan kuliner seperti membuat gula aren membuat wajit dan sejumlah kerajinan tangan lainnya.
"Keunggulan di sini, pengunjung dapat mengikuti aktivitas pemilik rumah atau warga sekitar, yang mau ke sawah, ke kebun, mau bikin masakan atau kerajinan kami siapkan", ungkap Ayep.
Masih kata Ayep, dalam satu bulannya selalu ada pengunjung yang datang untuk berwisata baik dari komunitas yang memanfaaatkan keindahan alam untuk berswafoto maupun untuk menikmatinya, ada pula dari kalangan pelajar untuk melakukan observasi pendidikan.
"Alhamdulillah, sejak dijadikannya kampung ini desa wisata, perekonomian di kampung sini meningkat, mulai dari penghasilan penginapan, dari menyediakan makan dan dari paket ekowisata. Yang paling banyak itu dari kalangan pelajar yang melakukan observasi pendidikan", tuturnya.
![]() |
Untuk satu malam penginapan di rumah panggung, warga memasang tarif mulai dari Rp 300 Ribu hingga Rp 500 ribu per rumah, satu rumah dapat diisi oleh 8 orang. Harga itu belum termasuk biaya makan.
Jika anda yang berkeinginan datang ke lokasi ini sangat mudah, dari arah Bandung maupun Jakarta dapat keluar di Gerbang Tol Jatiluhur di Ruas Jalan Tol Cipularang dan mengambil arah ke Wilayah Wanayasa. Dari persimpangan wayanayasa terus lurus mengikuti jalan.
Sampai pada perempatan Desa Pasanggrahan, detikers akan menemukan papan arah menuju wisata Kampung Tajur.
(yum/yum)