Masjid Al Jabbar di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung baru saja diresmikan. Masjid yang memakan anggaran hingga Rp 1,2 triliun itu langsung mengundang animo masyarat untuk berdatangan ke sana, sekaligus mengabadikan momen kemegahan bangunan yang dirancang langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut.
Namun ternyata, setelah diresmikan, Masjid Al Jabbar mendatangkan sejumlah pekerjaan rumah. Mulai dari kemacetan hingga timbulnya sampah, menjadi masalah baru yang timbul setiap hari. Selain kedua hal itu, tingginya animo masyarakat juga mengakibatkan kolam-kolam di Masjid Al Jabbar berubah menjadi tempat pemandian dadakan.
Dimulai dari masalah kemacetan. Akses masuk dan keluar menuju Masjid Al Jabbar ini diketahui semrawut. Akibatnya, macet di kawasan itu tak terhindarkan lantaran aksesnya belum tersedia dan tertata dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contohnya dalam pantauan detikJabar, kepadatan arus lalu lintas terjadi di jalan menuju Masjid Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Minggu (1/1/2023) sore. Terlihat antrean kendaraan terjadi dari mulai akses masuk di Jalan Raya Gedebage via sempandan Sungai Cinambo.
Selain itu, karena banyaknya kendaraan yang keluar, membuat volume kendaraan di jalan tersebut meningkat dan terjadi pelambatan arus lalu lintas. Tak hanya itu saja, terjadi pertemuan antara kendaraan yang keluar dan yang akan masuk ke kawasan Masjid Al Jabbar.
Kendaraan roda empat yang diparkirkan di sempadan sungai tersebut membuat penyempitan jalan. Sehingga akes jalan tersebut menjadi sempit.
Belum lagi, tidak adanya yang mengatur lokasi parkir membuat pengunjung parkir sembarangan. Tak hanya kendaraan roda empat, kendaraan roda dua pun banyak yang parkir di pinggir sungai.
Karena mereka parkir jauh dari masjid dan meninggalkan kendaraanya di pinggir jalan, mereka harus berjalan kaki mengitari sempadan sungai untuk sampai ke masjid ini. Pengunjung juga masuk bukan melalui akses seharusnya. Ada pengunjung yang masuk melewati jalur samping dan meloncati tanaman, ada juga yang masuk lewat belakang mengintari pematang sawah.
Seakan ingin cepat sampai, sedikit celah yang ada di sekeliling masjid ini digunakan sebagai akses masuk. Padahal sudah jelas, akses masuk ada di bagian depan.
Kondisi itu pun lalu mendapatkan perhatian khusus dari Pakar Transportasi ITB R. Sony Sulaksono Wibowo. Ia menilai, masjid diresmikan tapi akses menuju masjid belum dipikirkan dengan baik. Apalagi kawasan itu juga terkoneksi dengan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
"Sayangnya kan GBLA belum disiapkan untuk itu (akses tol), Al Jabbar juga belum disiapkan untuk itu, mapping kawasan tersebut belum disiapkan, sehingga menurut saya punten saja terlalu dipaksakan peresmian Al Jabbar itu, mungkin animo masyarakat cukup tinggi akhirnya dibuka," kata Sony kepada detikJabar via sambungan telepon, Senin (2/1/2023).
Dia menilai, masjid Al Jabbar punya daya tarik tersendiri. Sehingga, dipastikan memancing animo masyarakat yang tinggi. "Sebetulnya dibuka sebagai aktivitas kegiatan masjid tidak apa-apa, tapi Al Jabbar memiliki daya tarik sendiri yang memang harus diantisipasi untuk itu," ujarnya.
![]() |
Selain itu, kemacetan yang terjadi, mengganggu lalu lintas masyarakat sekitar di mana akses yang digunakan sama-sama menyatu dengan akses pemukiman dan perumahan.
"Ini kawasan lokal, tiba-tiba kita bangun bangunan megah di tengah sawah ya kan, kalau berkaitan dengan sawahnya seperti lumbung padi tidak apa-apa, tapi ini objek wisata di tengah-tengah sawah, sehingga akses orang-orang yang digunakan warga ke kota atau yang hendak ke sawah (terganggu)," tuturnya.
"Kalau kita bangun pusat wisata, menarik banyak orang kita harus pikirkan aksesnya juga kesana, selain jalannya juga lahan parkirnya dan penataannya," terang Sony.
Sony menambahkan petugas pengatur lalin dari Dinas Perhubungan (Dishub) juga tak bisa berbuat banyak. Terlebih akses tol KM 149 yang sampai saat ini belum dibuka.
"Memang kalau saya perhatikan beberapa hari sejak dibuka sampai Hari Minggu puncaknya sepertinya koordinasi dari Dinas Perhubungan baik provinsi dan kota tidak terlalu maksimal karena tadi, aksesnya belum bisa apa-apa," ucapnya.
Dia menilai, animo masyarakat yang datang ke masjid ini sama seperti animo pendukung Persib Bandung yang akan menyaksikan laga big match di Stadion GBLA. Pada pertandingan besar, KM 149 juga dibuka.
"Kalau kita komparasi dengan pertandingan Persib waktu itu di GBLA, gerbang tol KM 149 sempat dibuka kalau tidak salah, kemudian masyarakat diberi akses, kalau ini (untuk Al Jabbar) tidak sepertinya. Memang konektivitas antara Al Jabbar dan GBLA juga tidak terlalu bagus dan ini perlu dipikirkan, jangan sampai masjid semegah itu menjadi sia-sia, sia-sia dalam artian kemegahannya hilang," jelasnya.
Oleh karenanya, sambung Sony, salah satu solusi yang bisa diambil dengan membuka exit tol KM 149. Dia pun menyarankan agar Gubernur Jabar Ridwan Kamil mendorong Jasamarga untuk mempercepat pembukaan tol KM 149.
"Tol sudah ada, cuman perlengkapannya belum ada dari Jasa Marga, secara infrastruktur sudah jadi dan siap cuman peralatan gerbang tol untuk pembayaran belum dipasang. Ini bisa jadi hal pertama yang dipercepat," tuturnya.
Di samping itu, Sony juga menyoroti kantong parkir di sekitar masjid Al Jabbar. Menurutnya, Pemprov Jabar perlu memikirkan tempat parkir bagi pengunjung. Selain itu, Sony juga mewanti-wanti kepada Pemprov Jabar agar betul-betul memikirkan tempat parkir bagi pengunjung Masjid Raya Al Jabbar ini.
"Masalah parkir harus diperhatikan, penataan parkir juga harus dipikirkan diharapkan masyarakat menggunakan mobil bisa lewat akses itu. Buat yang menggunakan motor harus kita pikirkan jalannya juga, karena masyarakat Pengguna motor bakal berbondong-bodong dari segala arah, itu harus diarahkan, lewat jalur tertentu dan disediakan parkir plus jalur pejalan kaki dari tempat parkir ke Al Jabbar," ucap Sony.
Halaman Selanjutnya Masalah Sampah
Persoalan sampah juga sempat menjadi sorotan, total sampah yang diproduksi saat peresmian Masjid Raya Al Jabbar mencapai 1,9 ton atau 1.904,1 kilogram. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar bersama sejumlah pihak mengedukasi pengunjung atau jemaah untuk tak buang sampah sembarangan.
Mengutip dari data DLH Jabar, Pemprov Jabar bekerja sama dengan komunitas dan organisasi yang bergerak di lingkungan untuk pengelolaan sampah saat peresmian Masjid Raya Al Jabbar. Totalnya ada 30 titik tempat sampah terpilah.
Baca juga: Tingginya Volume Sampah di Masjid Al Jabbar |
Selain itu, pengangkutan sampah juga dilakukan secara keliling, dari mulai penyisiran hingga pemilahan sampah. Dilakukan juga edukasi lingkungan terkait sampah kepada para undangan, UMKM serta masyarakat yang menyaksikan peresmian masjid.
"Hasil pengumpulan sampah diperoleh, sampah anorganik 762,8 kg (kilogram). Sampah organik terpilah 183,3 kg. Sampah residu 758 kg. Sampah sore yang belum terpilah sekitar 200 kg. Total sampah 1.904,1 atau 1,9 ton," tulis akun DLH Jabar dalam unggahan Instagram, seperti dikutip detikJabar, Sabtu (31/12/2022).
"Sampah yang belum terpilah sebanyak 200 kg, dibawa ke BSI untuk dilakukan pemilahan di BSI Kota Bandung," tulisnya menambahkan keterangan.
Belum selesai masalah macet dan sampah, kemegahan Masjid Al Jabbar malah diwarnai aksi viral di media sosial sebagian pengunjungnya. Ya, peresmian Masjid Al Jabbar diketahui telah menyedot perhatian masyarakat, dengan cara mereka berbondong-bondong mendatangi masjid tersebut. Sayangnya sebagian pengunjung menyalah artikan beberapa area di sekitar masjid.
Salah satunya spot kolam yang berada di dekat tempat wudhu di area luar masjid. Kolam itu malah dijadikan tempat berenang bagi pengunjung anak-anak. Video aksi anak-anak berenang di kolam itu pun viral di media sosial.
![]() |
Camat Gedebage Jaenudin membenarkan kejadian itu. Dia menyebut kejadian itu terjadi, Minggu (1/1) kemarin. "Iya kemarin," kata Jaenudin via sambungan telepon, Senin (2/1/2023).
Jaenudin menegaskan, ada aturan yang berlaku di Masjid Al Jabbar, termasuk kolam yang ada di kawasan itu bukan untuk berenang. "Tidak boleh. Sebenarnya itu bukan untuk renang," tegasnya.
Jaenudin menyebut, di kawasan masjid banyak petugas Satpol PP Jabar melakukan pengamanan pengunjung. "Ada Satpol PP Provinsi yang standby terus di situ, lebih jelasnya ke Satpol PP itu kan kewenangan Pemprov, kita tidak bisa berbicara banyak hanya terkait lingkungan saja baik masyarakat saja dan area sekitar masjid ya," jelas Jaenudin.
Persoalan ini kemudian mendapat reaksi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ia mengatakan, pihaknya tidak akan tinggal diam melihat kondisi tersebut. Namun, ia masih menganggap wajar hal itu terjadi. "Satu, ini hal baru. Dua, rame sekali, lebih baik rame sekali daripada tidak rame," kata Ridwan Kamil di Gedung Sate, Senin (2/1/2023).
Kang Emil sapaan karib Ridwan Kamil menuturkan, ia sudah melakukan rapat koordinasi menyikapi permasalahan tersebut. "Ini masalahnya karena rame sekali, makannya tadi dirapatkan, diperbaiki akan ada papan pengumuman, bakal ada woro-woro pasukan agar tidak buang sampah sembarangan dan tidak main air di tempat yang bukan seharusnya," ungkapnya.
"PKL (liar) ditertibkan, kampanye kebersihan dan lain-lain," ujarnya.
HALAMAN SELANJUTNYA ANTISIPASI DKM MASJID AL JABBAR
Kang Emil yang merupakan Ketua DKM Masjid Raya Al Jabbar ini, akan mengantisipasi hal-hal buruk yang terjadi di Masjid Al Jabbar. "Dimaklumi bila ada dinamika, intinya DKM Al-Jabbar memahami dan mempersiapkan antisipasi hal-hal buruk tidak terjadi lagi," tambahnya.
Lalu soal kebersihan, Kang Emil mengimbau agar masyarakat menjaga kebersihan Masjid Raya Al Jabbar. Pasalnya, setelah peresmian total produksi sampah di Masjid Raya Al Jabbar capai 1,9 ton. Ridwan Kamil memastikan Masjid Raya Al Jabbar sudah dalam kondisi bersih.
Baca juga: Langkah Golkar untuk Sambut Ridwan Kamil |
"Sekarang sudah bersih, orang histeris saya memaklumi. Tapi tolong jangan diulangi, masa di masjid kotor," ucap Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil juga menyinggung soal kesadaran masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan. Bahkan, sampai mengotori masjid "Kan kebersihan itu bagian dari iman, jadi tolong jangan Islam KTP. Hanya selfie-selfie terus ngaruntah (menyampah)," ucap Ridwan Kamil.