Kenangan Manis Warga Cimahi Terhadap Bioskop Rio

Kenangan Manis Warga Cimahi Terhadap Bioskop Rio

Whisnu Pradana - detikJabar
Minggu, 18 Des 2022 14:30 WIB
Kondisi Bangunan Bioskop Rio
Kondisi Bangunan Bioskop Rio (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cimahi -

Bioskop Rio menjadi bagian sejarah dari Kota Cimahi. Bioskop yang jadi sarana hiburan tentara KNIL ini juga penuh kenangan di benak warga Cimahi.

Perubahan yang dirasakan juga termasuk pada sisi kehilangan. Cimahi kehilangan beberapa sarana hiburan yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda, salah satu yang paling terkenang ialah bioskop Rio.

Orang-orang Cimahi yang lahir sebelum tahun 2000-an, tentunya tahu betul eksistensi bioskop yang terletak di Jalan Ria, tepat di kawasan Alun-alun Cimahi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tuti Restuti (60), warga Leuwigajah, menjadi saksi hidup dan pelaku sejarah bioskop Rio hingga kini mati tergerus zaman. Boleh dibilang, ibu dua anak itu menjadi penonton setia film-film yang ditayangkan di bioskop tersebut.

"Dulu saya tinggal di Pojok dan Pasar Atas, jadi tahu persis kalau Bioskop Rio itu jadi sarana hiburan warga Cimahi. Termasuk saya, dari sekolah sampai menikah," ujar Tuti kepada detikJabar, Minggu (18/12/2022).

ADVERTISEMENT

Misalnya saat sekolah di tahun 1970-an ia sering diberi tiket gratis oleh penjaga bioskop tersebut. Kebetulan para penjaganya berasal dari lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.

"Dulu ekonomi kan nggak seperti sekarang, buat jajan juga pas-pasan. Jadi biasanya saya lewat ke situ, nanti dikasih tiket, kebetulan yang jaga itu masih saudara teman juga. Lumayan gratis kan masuknya," kata Tuti.

Ia masih ingat, posisi duduk tiket gratis tersebut ada di barus paling ujung. Agak jauh dari layar, namun sudah sangat cukup bagi anak sekolah dari keluarga biasa saja untuk bisa menikmati film di bioskop.

"Dulu nontonnya di belakang, nonton film Kang Ibing, Suzzana, Barry Prima, terus film India juga," ucap Tuti.

Serupa dengan Tuti, warga Cimahi lainnya Abas Sudrajat juga menjadi pelaku sejarah bioskop Rio dari waktu ke waktu. Pria 45 tahun itu menyebut dulu sering curi-curi kesempatan untuk bisa masuk ke bioskop secara gratis.

"Namanya anak sekolah zaman dulu, uang kan pas-pasan. Kalau mau nonton, kecuali nabung dulu atau dapat tiket gratis, ya nggak bisa. Makanya saya dengan teman-teman suka 'susulumputan' biar bisa masuk," kata Abas.

Abas mengatakan pada medio '80 sampai '90-an, pamor bioskop tersebut spat bergeser pada bioskop yang menayangkan film-film panas dan vulgar.

"Padahal dulu itu seringnya film kebangsaan, kolosal, terus saya pernah nonton Kabayan Saba Kota. Tapi makin ke sini, film-filmnya itu yang vulgar," kata Abas.

Sebagai warga asli Cimahi, ia juga ingat jika persis di seberang bioskop Rio ada bioskop lain yakni Cimahi Mekar yang kini gelah beralihfungsi menjadi pusat perbelanjaan.

"Ada juga Cimahi Mekar, sebelumnya itu namanya Bioskop Harapan. Ya jadi saingan. Makanya anak-anak muda Cimahi, preman, dulu nongkrongnya di Alun-alun karena jadi pusat keramaian," ujar Abas.

Amat disayangkan, jejak sejarah yang juga menemani warga Kota Cimahi tumbuh telah hilang tanpa jejak. Bangunan Bioskop Rio misalnya, kini berubah menjadi pusat penjualan ponsel dan elektronik.

"Ya sayang juga, kalau diingat-ingat kan sedih. Dulu di Cimahi serba ada, anak-anak sekarang mungkin nggak akan tahu sejarah Cimahi itu seperti apa," tutur Abas.




(dir/dir)


Hide Ads