Museum Pos Indonesia Sudah Buka, Yuk Belajar Sambil Bernostalgia

Museum Pos Indonesia Sudah Buka, Yuk Belajar Sambil Bernostalgia

Wisma Putra - detikJabar
Sabtu, 02 Jul 2022 08:01 WIB
Museum Pos Indonesia di Bandung.
Foto: Museum Pos Indonesia (Wisma Putra/detikJabar).
Bandung -

Museum Pos Indonesia sudah bisa kembali dikunjungi setelah lama tutup akibat pandemi COVID-19.

Museum yang menyimpan banyak cerita sejarah mengenai dunia persuratan di Indonesia memiliki jam operasional baru. Untuk waktu operasional dari Senin-Jumat, dibuka mulai Pukul 10.00-14.00 WIB.

"Sudah dibuka, rencana ke depan dari pukul 09.00-15 WIB, karena sudah ramai pasca pandemi. Kita lihat sekarang sudah ramai baik yang perorangan maupun rombongan, bukanya baru satu bulanan," kata Manajer Tata Kelola Administrasi Kantor Pusat PT Pos Indonesia Fery Hardiman kepada detikJabar, Jumat (1/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fery menyebut, berkunjung ke Museum Pos gratis dan tidak dipungut tiket masuk. Untuk rombongan diwajibkan melakukan reservasi dahulu dan untuk pengunjung perorangan hanya diwajibkan mengisi buku tamu saja.

"Rombongan nanti ada guide ya, dari pihak kami. Kalau yang perorangan sendiri lihat-lihat," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Fery mengungkapkan pengunjung dari luar kota juga sudah berdatangan kembali ke Museum Pos Indonesia. Karena, setelah dari museum ini pengunjung biasanya langsung berkunjung kembali ke Museum Geologi.

"Perorangan masih dari sekitar Bandung, ada juga yang dari luar kota kaya dari Garut, Subang. Pengunjungnya siswa sampai mahasiswa kelompok kecil, kalau anak TK dan SD itu rombongan besar," ungkapnya.

Sejarah Museum Pos Indonesia

Museum Pos Indonesia berdiri sejak tahun 1931. Sebelum dinamai Museum Pos Indonesia, museum ini dinamai Museum PTT (Pos Telegraf Telepon), koleksinya pada saat itu hanya menyajikan koleksi perangko dengan jumlah 135 ribu keping perangko baik dari dalam dan luar negeri.

Pada tahun 1983 museum ini berganti nama setelah ada proses revitalisasi. Karena dulu ada perang dunia dan museum ini sempat terbengkalai dan tidak diurus museum. Pada tahun 1980 membentuk sebuah panitia untuk mengumpulkan benda bersejarah yang akan dijadikan koleksi museum.

"Tahun 1982 sebetulnya hasil dari revitalisasi sempat dibuka tapi untuk peresmian tanggal 27 September 1983 bertepatan dengan Hari Postel ke 64 dan museumnya berganti nama jadi Museum Pos dan Giro diresmikan oleh Menteri Postel bernama Achmad Tahir," kata Edukator Museum Pos Indonesia Zamzam Zamakhsyary Arrazby.

Tak hanya perangko, seiring berkembangnya waktu, peralatan operasional Pos Indonesia juga banyak yang di museumkan dari mulai kotak surat, tempat membeli perangko, timbangan surat hingga kendaraan operasional petugas pos dan masih banyak lagi.

"Jadi yang awalnya ada satu koleksi pilateli, bertambah menjadi tiga jenis koleksi di antaranya koleksi peralatan dan sejarah," tuturnya.

Zamzam menuturkan, pada Tanggal 20 Juni 1995 karena status lerusahaan berubah dari Perum menjadi PT maka otomatis nama museum berganti kembali yang tadinya Museum Pos Giro menjadi Museum Pos Indonesia sampai sekarang.

"Koleksi pilateli kurang lebih 140 ribu, kemudian peralatan ada 200 dan sejarah termasuk media pendukung ada 17," tuturnya.

Sementara itu, peninggalan sejarah yang paling berharga di museum ini yakni perangko pertama Indonesia. "Masterpeace nya, paling tua tadi, perangko pertama Indonesia Raja William III, tahun 1864," pungkasnya.

(wip/mso)


Hide Ads