Suara Lantang Agar Rasisme Tak Terjadi Lagi di Lapangan

Suara Lantang Agar Rasisme Tak Terjadi Lagi di Lapangan

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 21 Jan 2025 19:30 WIB
Alta Ballah saat mendapatkan tindakan rasis di Stadion GBLA.
Alta Ballah saat mendapatkan tindakan rasis di Stadion GBLA (Foto: Dok. Dewa United).
Bandung -

Persib Bandung sedang tersandung masalah yang begitu serius. Setelah laga melawan Dewa United di Stadion GBLA, Jumat (17/1/2025) muncul aduan tentang tindakan rasisme di atas lapangan.

Semuanya bermula ketika Dewa United menyampaikan pernyataan tegas bahwa pemainnya, Alta Ballah, sudah menjadi korban tindakan rasis yang dituding dilakukan oknum suporter. Dalam pertandingan itu, Dewa United secara mengejutkan memberikan kekalahan perdana untuk Persib dengan skor 2-0.

Insiden ini pun tak luput dari sorotan pengamat sepakbola Eko Noer Kristiyanto alias Eko Maung. Dengan suara yang lantang, Eko amat menyayangkan tindakan ini terjadi dan dilakukan di tanah kelahirannya, Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedihnya, ini terjadi di Bandung. Padahal seharusnya, rasisme udah jadi hal yang tabu, dilarang dan jangan terjadi lagi di sebuah pertandingan. Ini jelas harus disikapi secara serius dan jangan hanya dianggap sebagai angin lalu," katanya saat berbincang dengan detikJabar, Selasa (21/1/2025).

Eko mengatakan, tindakan rasisme harus mendudukkan keterangan korban sebagai sesuatu hal yang benar. Setelah itu, aparat sepakbola di Indonesia yang bisa menentukan apakah kasus tersebut merupakan pelanggaran atau bukan.

ADVERTISEMENT

Terlepas dari pembuktiannya nanti seperti apa, Eko menegaskan bahwa Persib sudah melakukan pelanggaran yang fatal akibat insiden tersebut. Sebab ia menganggap Persib sebagai klub sepakbola, sudah gagal memberikan edukasi kepada suporternya tentang nilai-nilai universal yang diatur dalam kode disiplin FIFA maupun PSSI.

"Jadi suporter Persib kemarin itu sudah melanggar langsung dua aturan sepakbola, FIFA dan PSSI. Dampaknya, ada filosofi dalam pemberian sanksi kalau ini terbukti namanya 'dosa suporter ditanggung klub', karena klub dianggap tidak bisa membina suporternya," ucapnya.

"Tapi di Bandung ini karena edukasinya yang rendah, hal seperti ini enggak nyampe. Cuek aja kan suporternya karena yang disanksi mah klub. Meskipun sanksinya denda, tap ikan sanksi itu kan biar berbenah. Emang persib mau terus-terusanan dirugikan gini secara finansial, kan enggak mau yah, makanya harus berbenah," tambahnya.

Terlepas dari apapun itu, Eko menyebut edukasi kepada suporter menjadi hal yang paling utama harus dilakukan sejumlah klub di Indonesia, termasuk Persib. Sehingga nantinya, suporter bisa ikut menjaga dan menaati aturan sepakbola baik di luar maupun di dalam lapangan.

"Ini jelas faktor edukasi dan SDM-nya yang menyedihkan untuk level Bandung. Dan saya pikir harusnya bisa, ibaratnya kalau bisa merangkul suporter, edukasinya bagus, tunduk mereka juga," pungkasnya.

Sebelumnya, Sporting Director PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Adhitia Putra Herawan, mengatakan bahwa pihak manajemen menyesalkan tindakan rasis yang dilakukan oknum suporter kepada Alta Ballah.

"Kami sangat menyayangkan insiden ini. Sepak bola adalah olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas, saling menghormati, dan menghargai semua pihak, baik pemain maupun suporter," kata Adhit dalam keterangan resminya, Senin (20/1/2025).

"Kami berharap kejadian serupa tidak akan pernah terjadi lagi di masa depan. Semua elemen harus bekerja sama menciptakan atmosfer sepak bola yang positif dan penuh rasa persaudaraan, dan kami yakin Bobotoh itu santun, sopan, sehingga ke depannya dapat membuktikan untuk lebih baik lagi." ucapnya menegaskan.

Manajemen juga berkomitmen untuk terus mendukung terciptanya lingkungan sepak bola yang inklusif, profesional, dan bebas dari segala bentuk diskriminasi. Persib memastikan akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan tindakan pencegahan agar insiden ini tidak terulang.

"Kami mengajak seluruh Bobotoh untuk menjadi contoh suporter yang baik, mendukung dengan semangat tanpa melanggar nilai-nilai sportivitas. Mari kita jadikan sepak bola sebagai sarana persatuan dan kebanggaan bersama," tuturnya.




(ral/mso)


Hide Ads