Sebuah pemberitaan edisi 23 Januari 1978 di Pikiran Rakyat mengagetkan perhatian publik pecinta Persib. Media itu memberikan judul "Sejumlah Pemain Menderita Gara-Gara Salah Makanan".
Dikutip detikJabar dari laman Persibhistory, tahun 1978 adalah musim dengan torehan terburuk sepanjang sejarah Persib di Kejuaraan Nasional, dimana tim Pangeran Biru harus keluar dari jajaran elit sepakbola nasional. Kala itu tidak terlihat tanda-tanda Persib akan terdegradasi saat memulai kompetisi.
Bahkan di babak penyisihan Group B yang digelar di Stadion Siliwangi Bandung dan Stadion Bima Cirebon, anak-anak Bandung ini mencatat rekor tak terkalahkan dan tak pernah kebobolan dalam empat partai yang dimainkannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ditengah hirukpikuk kegemilangan Persib melawan sejumlah tim, 'bencana' terjadi, padahal kala itu Persib bakal menghadapi Laga melawan Persija. Torehan sempurna dari 4 laga di babak penyisihan tentu memberikan harapan, setidaknya ini lebih baik dari musim sebelumnya. Harapan yang sama para pecinta Persib, timnya keluar sebagai juara group dan berhak lolos ke babak 8 Besar.
Berbicara mengenai babak 8 besar musim ini, memang berbeda dengan musim sebelumya. Babak ini dibagi kedalam 2 group (masing-masing 4 tim) yang bertanding dengan sistem setengah kompetisi.
PSSI akan memberlakukan format baru yang diberi nama Kejurnas Utama (yang kemudian lebih populer dengan nama Kompetisi Perserikatan Divisi Utama) hanya diikuti 5 tim terbaik untuk tahun berikutnya, sehingga di musim ini hanya 2 tim teratas di setiap group 8 Besar ditambah 1 tim pemenang dari peringkat 3 di setiap group yang berhak mendapatkan tiket ke Kejurnas Utama melalui babak Play-off.
Format baru inilah yang membawa petaka bagi Persib. Kejayaan Persib di babak penyisihan seolah tidak berarti apa-apa jika di babak 8 Besar gagal menampilkan performa terbaik.
Mengawali babak 8 Besar melawan Persipura Jayapura, Persib berhasil melewati rintangan ini dengan kemenangan meyakinkan 2-0 lewat gol M. Atik dan Nandar Iskandar.
Tapi di pertandingan berikutnya Persib harus mengakui keunggulan Persebaya dengan skor 2-0. Kekalahan itu membuat kubu Persib semakin ketar ketir. Dengan demikian Persib harus melakoni partai 'hidup mati' melawan Persija agar lolos ke semifinal dan tetap bertahan di Divisi Utama tanpa harus melalui pertandingan play-off.
Sialnya, menjelang pertandingan melawan Persija, sebanyak 13 pemain Persib terserang wabah sakit perut. Wabah itu diduga berasal dari makanan gulai kepiting yang disediakan panitia pada malam sebelum pertandingan.
Penyakit diare itu juga hinggap di kubu Persipura yang sama-sama harus melakoni partai penentuan melawan Persebaya. Manajer tim Persib ketika itu, Drs. Rusli mengatakan, bahwa mereka disuguhi hidangan gulai kepiting.
"Esoknya, saya langsung mulas dan muntah-muntah. Juga sebagian besar pemain. Diduga keras kepiting itu yang jadi penyebab. Karena ada sebagian pemain yang tidak makan, mereka tidak apa-apa," kata Rusli, dikutip dari laman Persibhistroy
Dua tim yang menjadi korban "keracunan" gulai kepiting, yaitu Persib dan Persipura akhirnya kalah telak. Persib digasak Persija 3-0 dan Persipura dihajar Persebaya 5-1.
Dengan demikian Persib harus melakoni pertandingan Play-off melawan peringkat 3 Grup F yaitu Persiraja Banda Aceh. Sementara Persipura Jayapura dan PSBI Blitar yang menempati urutan terbawah di grup masing-masing sudah otomatis terlempar ke divisi I.
Selanjutnya, munculnya wabah sakit perut gara-gara keracunan gulai kepiting ini dijadikan kambing hitam tim-tim yang gagal melangkah ke semifinal, termasuk Persib. Mereka menuduh, kejadian ini sengaja dilakukan pihak tertentu untuk memperlicin tim tertentu ke tangga juara.
Jumat, 27 Januari 1978, merupakan hari paling kelabu dalam perjalanan sejarah Persib. Hari yang tak boleh dicoret dari catatan sejarah tim Persib. Dalam pertandingan play-off perebutan peringkat 5 Kejuaraan Nasional PSSI (Kompetisi Perserikatan) 1978 di Stadion Utama Senayan Jakarta, Persib sebenarnya unggul lebih dulu lewat gol Max Timisela.
Namun, Persiraja mampu membalik keadaan lewat dua gol Bustaman pada menit 15 dan Tarmizi menit ke-39. Wasit meniup peluit panjang saat skor 2-1 untuk keunggulan Persiraja, dan Persib akhirnya secara resmi terlempar dari jajaran elite sepak bola nasional.
(sya/mso)