Persib Bandung sempat mencatatkan tinta emas di sepak bola nasional usai menjuarai Liga Indonesia 2014 dan Piala Presiden 2015. Keberhasilan Persib mengawinkan gelar juara tidak terlepas dari skuad pemain mumpuni yang dimiliki Maung Bandung saat itu.
Namun dari deretan pemain bintang yang dimiliki Persib di era tersebut, ada nama pemain yang terlupakan. Dia adalah pemain asal Mali, Djibril Coulibaly. Meski berlabel pemain asing, namun performa Coulibaly kalah mentereng dibanding pemain lokal Persib ketika itu.
Coulibaly didatangkan pelatih Persib Djajang Nurdjaman pada akhir 2013 dari Barito Putera. Saat itu, Coulibaly diharapkan dapat menjadi mesin gol Persib untuk mengarungi kompetisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, Coulibaly datang dengan kondisi masih mengalami cedera. Hal tersebut membuat Djajang ragu dengannya dan sempat melepas Coulibaly.
"Iya, dia kami keluarkan karena ternyata ia memiliki cedera bawaan. Karena itu juga diperkirakan dia tidak bisa bermain selama dua bulan, makanya lebih kita lepas," kata Djajang ketika dihubungi wartawan, Kamis (16/1/2014).
"Dia juga sudah pamitan sama kami semua, dan dia mengerti sekali dengan keputusan ini. Kita juga sudah bicara dengan agennya untuk menjelaskan semua," tambahnya.
Namun beberapa pekan kemudian, Persib kembali memanggil Coulibaly untuk bergabung dengan skuad. Keputusan itu diambil setelah manajemen klub mendapat kepastian terkait kondisi si pemain dan tim dokter menyatakan Coulibaly sudah sembuh total dari cederanya.
"Iya, dia (Coulibaly) kembali bergabung dengan kami. Karena ternyata menurut dokter dia sudah bisa. Cederanya sudah sembuh total, makanya kita panggil lagi," ucap pelatih yang akrab disapa Djanur itu, Senin (3/2/2014).
Setelah resmi bergabung dengan skuad, Coulibaly yang mengenakkan nomor punggung 21 ini mulai tampil membela Persib di ajang Indonesia Super League (ISL) 2014. Namun lagi-lagi, Coulibaly seakan kalah bersinar dari pemain Persib lainnya.
Bobotoh, pendukung Persib lebih mengeluhkan penampilan penyerang lokal seperti Ferdinand Sinaga dan Tantan. Keduanya secara bergantian mampu memberi kontribusi nyata untuk klub.
Khusus untuk Ferdinand Sinaga, ia sukses menjadi pemain terbaik dan menyumbang 11 gol dari 23 pertandingan. Padahal jika melihat catatan statistik, kontribusi Coulibaly tidak terlalu buruk. Dia mengemas 8 gol dari 21 pertandingan.
Coulibaly sempat tampil memukau bersama Persib, salah satunya ketika menghadapi Barito Putera di Stadion 17 Mei, Banjarmasin pada 9 Maret 2014. Saat itu, Coulibaly mencetak brace ke gawang Barito.
Menariknya, laga tersebut jadi pertandingan yang emosional bagi Coulibaly. Itu karena di musim sebelumnya, dia bermain untuk Barito. Di pertandingan yang berjalan sengit itu, Coulibaly mencetak gol di menit 21 dan 62.
Selebihnya, Coulibaly sering dicadangkan oleh Djanur. Bahkan ketika Persib memainkan partai final melawan Persipura Jayapura, Coulibaly tidak masuk dalam daftar susunan pemain.
Meski begitu, Coulibaly patut berbangga diri. Sebab dia merupakan satu-satunya penyerang asal Afrika yang ikut membawa Persib meraih gelar juara. Sebelum Coulibaly, Persib dikenal langganan dengan pemain asal Afrika.
Beberapa penyerang asal Afrika yang sempat membela Persib sebelum Coulibaly diantaranya Redouane Barkaoui (Maroko), Brahima Traore (Burkina Faso), Cristian Bekamenga (Kamerun), Moses Sakyi (Ghana) dan Herman Dzumafo (Kamerun).
(bba/sud)