Jauh sebelum kematian menimpa Septian, Stadion Siliwangi ternyata pernah jadi saksi bisu sejumlah insiden memilukan yang terjadi beberapa tahun lalu. Nama-nama seperti asisten pelatih Timnas PSSI Andi M Teguh hingga striker Pelita Bandung Raya, Aboulaye Sekou Camara, juga gugur saat beraktivitas di stadion bersejarah yang awalnya bernama Stadion SPARTA itu.
Merangkum berbagai sumber, berikut ini ulasan 3 kabar duka kematian di Stadion Siliwangi Bandung:
Asisten Pelatih Timnas PSSI Andi M Teguh
Almarhum meninggal dunia di Stadion Siliwangi pada 1996. Ia gugur akibat terkena serangan jantung, tepat saat sedang memantau pemain Bandung Raya yang diincar untuk menjadi pemain Timnas PSSI.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Andi M Teguh pernah menjadi caretaker pelatih Timnas PSSI untuk Kualifikasi Piala Asia 1996. Saat itu, almarhum Romano Matte dan berhasil membawa timnas lolos ke putaran final setelah menyisihkan India dan Malaysia.
Stiker Pelita Bandung Raya Sekou Camara
Nama kedua yang meninggal dunia di Stadion Siliwangi adalah Sekou Camara. Stiker Pelita Bandung Raya (PBR) itu gugur pada Sabtu (28/7/2013) saat mengikut latihan dan dinyatakan mengalami serangan jantung.
Camara sempat dievakuasi ke RS Halmahera Siaga Bandung. Namun sayangnya, nyawa Camara tak tertolong dan dinyatakan meninggal pada pukul 23.48 WIB saat itu.
Sekou Camara bergabung dengan Pelita Bandung Raya pada putaran kedua setelah pindah dari Persiwa Wamena. Bersama PBR, ia waktu itu mencetak satu gol dari sembilan penampilannya. Sebelum berlabuh ke PBR dan Persiwa, Camara sempat bergabung PSAP Sigli dan Persipro Probolinggo.
Pesepakbola Subang Tewas Tersambar Petir
Nama terakhir yang meninggal dunia di Stadion Siliwangi adalah Septian Raharja (35). Pria asal Subang tersebut tewas setelah tersambar petir saat bermain bola pada Sabtu (10/2/2024) sekitar pukul 15.00 WIB.
Korban tersambar petir ketika mengikuti sebuah laga persahabatan. Petir menyambar dadanya yang membuat korban langsung tumbang di lapangan. Meski sempat dievakuasi ke RS Sariningsih, nyawa korban tak bisa diselamatkan. (ral/iqk)