Cerita Tarsila Raup Cuan dari Kemeriahan Turnamen Tarkam

Cerita Tarsila Raup Cuan dari Kemeriahan Turnamen Tarkam

Ony Syahroni - detikJabar
Selasa, 25 Jul 2023 10:30 WIB
Tarsila dan Umaya.
Tarsila dan Umaya. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Di tengah sorak-sorai penonton yang sedang asik menyaksikan pertandingan sepakbola, Tarsila (62) justru memiliki kesibukan berbeda. Sore itu, Tarsila bersama sang istri, Umaya (57) nampak sibuk melayani para pembeli yang datang ke lapak dagangannya.

Kebetulan, saat itu di lapangan Roket FC sedang digelar turnamen sepakbola antarkampung atau yang lebih dikenal dengan sebutan tarkam. Lapangan ini berada di Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Hampir setiap hari, ratusan bahkan ribuan penonton selalu memadati lapangan ini untuk menyaksikan keseruan demi keseruan dari setiap laga yang tersaji dalam turnamen tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situasi ini pun membuat Tarsila jadi lebih sibuk dari biasanya. Banyak penonton yang datang silih berganti ke lapak dagangannya untuk sekadar membeli minuman maupun makanan ringan.

Tarsila sendiri seorang pedagang aneka jajanan dan minuman yang setiap hari berjualan di sekitar lapangan Roket FC Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.

ADVERTISEMENT

Lapak dagangan Tarsila berada tidak jauh dari tribune penonton. Ukuran lapaknya tidak terlalu besar. Di lapak dagangan yang terbuat dari material berbahan kayu itu, Tarsila banyak menjajakan berbagai macam makanan ringan dan minuman.

Bagi Tarsila, gelaran event tarkam ini menjadi momen baik untuk mencari pundi-pundi rupiah. Tarsila mengaku bisa memperoleh pendapatan yang jauh lebih meningkat setiap kali lapangan Roket FC mengadakan turnamen sepakbola tarkam.

Ia mengatakan selama event turnamen tersebut berlangsung, pendapatnya bertambah sekitar tiga kali lipat jika dibandingkan dengan sebelumnya.

Tarsila sendiri menjual berbagai macam makanan dan minuman di lapaknya dengan harga yang cukup terjangkau. Untuk minuman, Tarsila menjualnya dengan harga mulai dari Rp 3.000. Sementara untuk makanan ringan atau jajanan, ia menjualnya dengan harga mulai dari Rp 1.000.

"Alhamdulillah kalau lagi ada kompetisi (tarkam) jualan rame. Yang beli banyak," kata dia seraya tersenyum saat berbincang dengan detikJabar, baru-baru ini.

Selama ada tarkam, Tarstila mengaku bisa meraup omzet sekitar Rp 600 ribu hingga Rp1 juta setiap harinya. Pendapatan ini menurut dia jauh lebih meningkat jika dibandingkan ketika tidak ada turnamen tarkam.

"Kalau di hari-hari biasa dan nggak ada kompetisi, pendapatan itu sekitar Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu. Tapi kalau lagi ada kompetisi, sehari bisa dapat Rp 600 sampai Rp 1 juta," ucap dia.

Selain menyajikan keseruan bagi para pencinta sepakbola, turnamen tarkam yang diselenggarakan di lapangan Roket FC desa Tegalgubug nyatanya juga turut berdampak positif terhadap perekonomian warga sekitar.

Hal ini seperti yang dirasakan Tarsila dan Umaya. Sepasang suami-istri itu merupakan warga yang tinggal di Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.

Selain Tarsila, dalam event turnamen tarkam di lapangan Roket FC Desa Tegalgubug, banyak juga pedagang-pedagang lain yang menjajakan berbagai macam makanan. Di antara mereka ada yang berjualan kue, jajanan tradisional, dan berbagai macam makanan lainnya.

Dari sekian banyaknya pedagang, Tarsila merupakan salah satu pedagang yang sudah berjualan secara menetap di Lapangan Roket FC Desa Tegalgubug, baik ketika ada kompetisi maupun tidak.

Ia menuturkan, Lapangan Roket FC Desa Tegalgubug merupakan sarana olahraga yang boleh dibilang jarang sepi dari berbagai macam kegiatan. Ketika tidak ada turnamen, lapangan ini sering digunakan untuk latihan maupun menyelenggarakan pertandingan.

"Kalau lagi ngga kompetisi, setiap sore juga lumayan rame. Karena banyak yang juga latihan. Terus kan kadang ada juga yang pakai lapangan ini buat tanding. Kadang ada yang dari Bekasi, Tangerang, pada main di sini," kata Tarsila.

(orb/orb)


Hide Ads